Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sudah Terlambat Jika PSSI Pecat Shin Tae-yong usai Lawan Arab Saudi

19 November 2024   05:25 Diperbarui: 19 November 2024   08:14 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: Getty Images/Fred Lee via detikSport)

Kini, dengan total 13 pemain naturalisasi yang diusahakan Erick Thohir dalam setahun belakangan, permainan Indonesia masih begitu-begitu saja. Mau itu melawan Vietnam, menghadapi Filipina, bertemu Libya, Iran, Irak, Jepang, Arab Saudi, Australia, siapapun.

Di Piala Asia yang baru lalu, racikan Shin Tae-yong hanya mampu menundukkan Vietnam--sesama tim Asia Tenggara. Itupun dengan permainan super defensif dan gol tunggal penentu kemenangan dicetak melalui titik penalti!

Lalu di Putaran Kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026, STY bahkan sempat kepayahan mengatasi Filipina. Ia beruntung karena PSSI (baca: Erick Thohir) gercep mendatangkan Jay Idzes, Ragnar Oratmangoen dan Thom Haye yang menjadi faktor kunci kemenangan kandang-tandang atas Vietnam.

Dua hasil itulah yang menentukan kelolosan Indonesia ke Putaran Ketiga. Sekaligus menyelamatkan karier Shin Tae-yong sebagai pelatih Tim Garuda.

Ingat, ketika itu nasib STY tengah tak menentu karena belum mendapat kepastian perpanjangan kontrak. Kepastian lolos ke Putaran Ketiga, ditambah kecerdikannya menurunkan anggota skuat timnas senior di ajang U23 sehingga melaju hingga semifinal, membuat PSSI menambah durasi kerja sama dengannya.

Di Putaran Ketiga, negative football masih menjadi corak utama permainan Indonesia-nya Shin Tae-yong. Melawan Arab Saudi, Australia, Bahrain, lalu yang terkini Jepang. Begitu pula kesalahan-kesalahan menyusun starting XI dan kebingungan mengantisipasi dinamika di atas lapangan.

Hanya melawan Tiongkok-lah Indonesia tampil dominan memegang bola dan juga agresif, terutama pada babak kedua. Namun perlu dicatat jika permainan yang seperti itu baru muncul setelah tertinggal 0-2. Artinya, itu memang sebuah keharusan alias terpaksa harus begitu.

Taktik monoton inilah yang pada gilirannya membuat Indonesia perlahan-lahan menjauh dari posisi empat besar Grup C. Bayangkan, misalnya, sedang unggul 2-1 atas Bahrain sejak menit ke-74 dan dia tidak melakukan perubahan apa-apa untuk mengamankan kemenangan!

Mungkin Sudah Terlambat

Melawan Arab Saudi, Selasa (19/11/2024) malam nanti, yakinlah pendekatan seperti itu yang bakal diambil STY. Apalagi posisi Indonesia akan sangat sangat ditentukan oleh hasil pertandingan ini.

Ini partai wajib menang. Seri apalagi kalah berarti say goodbye kepada Piala Dunia 2026, sebab kans melaju ke Putaran Keempat menjadi setipis kulit bawang. Akan amat sangat sulit sekali, kalau tidak mau dikatakan mustahil.

Ingat, Australia dan Arab Saudi akan terus bersaing ketat mendapatkan satu tiket langsung bersama Jepang. Demikian pula Bahrain dan Tiongkok yang ingin mengamankan posisi di peringkat keempat, satu-satunya slot tersisa menuju Putaran Keempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun