Namun tuah Di Matteo tak terlihat di Villa Park. Ia bahkan sudah dipecat setelah hanya melakoni 12 laga, menyusul start buruk pasukannya di awal musim 2016-17.
Tuan Xia lantas menunjuk Steve Bruce sebagai manajer pengganti. Sebuah keputusan tepat karena peraih tiga gelar Premier League bersama Manchester United tersebut langsung memberi efek positif bagi performa Villa.
Musim 2017-18, Bruce menempatkan Villa ke peringkat empat klasemen. Sayang, tim asuhannya kalah dari Fulham di partai final play-off EFL Championship sehingga gagal promosi.
Kegagalan ini membuat Tony Xia menyerah. Ia menjual kepemilikan mayoritas klub kepada NSWE Group, sebuah konsorsium yang disokong crazy rich Mesir Nassef Sawiris dan pengusaha AS Wes Edens.
Kebetulan atau tidak, musim pertama pergantian owner langsung berbuah tiket promosi ke Premier League 2019-20. Villa pun kembali ke kasta teratas Liga Inggris setelah absen tiga musim.
Era Kebangkitan
Villa tak sekadar kembali ke Premier League. Owner baru sangat royal dalam mengongkosi klub, dibarengi target tinggi: mengembalikan The Villans sebagai salah satu kekuatan Inggris bahkan Eropa.
Sebagai salah satu pendiri Liga Inggris, Villa memang sempat menjadi langganan juara pada pergantian abad dari 19 ke 20. Lima dari 7 gelar Football League First Division mereka rengkuh pada era ini, termasuk 8 dari 10 status runner-up dan 6 dari 7 trofi Piala FA.
Di pentas Eropa, Villa masih memegang rekor sebagai salah satu dari hanya 6 klub Inggris yang pernah memenangkan trofi di level kontinen. Usai merebut gelar juara pada 1981-82, lalu tersingkir oleh Juventus di perempatfinal musim berikutnya, Villa sempat membukukan 9 penampilan di UEFA Cup dan dua kali tersingkir di babak play-off Europa League.
Namun dua musim pertama usai comeback ke EPL dirasakan sangat keras bagi Villa. Padahal tim telah dirombak habis-habisan dengan mendatangkan 12 pemain anyar pada bursa musim panas 2019.
Setelah nyaris terdegrasi pada akhir musim 2019-20, Villa hanya mampu finish di peringkat 11 musim berikutnya. Keputusan memecat Dean Smith di awal musim 2021-22 dan menggantikannya dengan Steven Gerrard tak membuat keadaan jadi lebih baik.
Barulah setelah mendepak Gerrard dan menunjuk Unai Emery sebagai pengganti pada November 2011, Villa mulai menapaki jalan menuju kebangkitan. Target yang diusung owner mereka pun perlahan menjadi kenyataan.