Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Salah Kaprah 'Prestasi' Lolos Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia

5 September 2024   05:43 Diperbarui: 5 September 2024   07:07 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Shin Tae-yong bersama deretan pemain timnas Indonesia. FOTO: Dok. PSSI via pssi.org

NETIZEN Indonesia sudah dikenal luas memiliki sikap overproud. Rupanya itu juga menjangkiti kalangan penggemar fanatik tim nasional. Contohnya, ketika membahas tentang "prestasi" lolos putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Secara umum overproud dapat dimaknai sebagai rasa bangga yang cenderung berlebihan, sampai-sampai terkesan melebih-lebihkan dari kenyataan sesungguhnya. Dan biasanya netizen menunjukkan sikap ini dibarengi dengan upaya menjatuhkan orang lain yang berseberangan dengannya.

Saking overproud-nya, tak jarang yang dibanggakan adalah hal-hal yang tak terlalu penting. Atau kalaupun itu memanglah satu hal besar, pada kenyataannya tidak sehebat yang disangka.

To the point saja, menurut saya, ungkapan-ungkapan yang membangga-banggakan keberhasilan Indoesia lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 adalah contoh terkini.

Jelang pertandingan Indonesia melawan Arab Saudi, Jumat (6/9/2024) dini hari WIB nanti, banyak sekali yang menggaungkan hal tersebut. Mulai dari penulis Kompasiana sampai sejumlah pandit kenamaan di beberapa kanal YouTube.

Frasa yang digunakan berbagai macam. Ada yang menyebutnya sebagai "pencapaian terjauh" ataupun "pencapaian terbaik" sepanjang partisipasi Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia. Ada pula yang bahkan sampai memakai kata "rekor" untuk menegaskan bahwa hasil ini merupakan prestasi terbaik selama PSSI berdiri.

Benarkah demikian?

Pernah Tembus 8 Besar Asia

Dengan lolos ke Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Indonesia masuk dalam jajaran 18 negara anggota AFC yang masih berpeluang lolos ke Kanada-Meksiko-AS dua tahun mendatang. Mudahnya, sebut saja Indonesia adalah bagian dari 18 besar tim elite Asia saat ini.

Mengingat Indonesia memulai perjuangan dari Putaran Pertama, serta anggota AFC yang mengikuti Kualifikasi Piala Dunia 2026 berjumlah 48, tentu saja pencapaian saat ini layak dibanggakan. Namun cukup sebatas bangga saja, jangan sampai overproud yang kemudian berubah ngawur.

Kenapa saya bilang ngawur? Lha, masuk 18 Besar Asia saja, kok, disebut-sebut sebagai pencapaian terbaik apalagi rekor?

Bukalah data dan bacalah sejarah, maka kamu bakal tahu kalau ternyata timnas Indonesia pernah menembus jajaran 8 Besar dalam Kualifikasi Piala Dunia di zona Asia. Itu terjadi di tahun 1985, ketika Tim Garuda berjuang menembus putaran final Piala Dunia 1986 di Meksiko.

Kala itu anggota AFC yang ikut kualifikasi sejumlah 27 negara. Sedangkan slot yang disediakan untuk lolos ke putaran final sebanyak 2 tiket.

AFC membagi ke-27 kontestan tersebut dalam dua wilayah: Zona A (Barat) dan Zona B (Timur). Juara masing-masing zona berhak mendapatkan tiket ke Meksiko 1986.

Kala itu Indonesia tergabung di Zona B yang terdiri atas 14 peserta. Para peserta lantas dibagi ke dalam empat grup. Dua grup berisi tiga kontestan, sedangkan dua lainnya berisi empat kontestan.

Putaran pertama berlangsung menggunakan sistem round robin alias kompetisi penuh. Juara masing-masing grup berhak melaju ke putaran kedua.

Hasil undian menempatkan Indonesia ke dalam Grup 3B. Lawan-lawannya adalah India, Thailand dan Bangladesh. Dari 6 kali bertanding, Tim Garuda menang 4 kali, imbang sekali dan hanya kalah sekali.

Alhasil, Indonesia keluar sebagai juara Grup 3B dan lolos ke Putaran Kedua. Karena baik Zona A maupun Zona B sama-sama terdiri atas 4 grup, berarti yang lolos ke Putaran Kedua hanya 8 tim. Salah satunya Indonesia.

Sayang, langkah Indonesia terhenti di Putaran Kedua karena kalah dari Korea Selatan. Namun satu fakta yang tak terbantahkan adalah: Indonesia kala itu menembus 8 besar Asia dalam Kualifikasi Piala Dunia 1986.

Coba bandingkan, lebih keren mana masuk 18 Besar atau 8 Besar?

Ini sama dengan kebanggaan lolos 16 Besar Piala Asia 2023, kali pertama sepanjang sejarah timnas. Pencapaian yang terus diulang-ulang ketika mengulas sosok Shin Tae-yong.

Padahal, di Piala Asia 2000 Indonesia masuk 12 Besar. Lalu di Piala Asia 2004 dan 2007 masuk 16 Besar. Sekalipun hanya mentok di fase grup.

Ya, benar. Itu karena jumlah kontestan di Piala Asia 2000 masih 12 tim, lalu sejak edisi 2004 dikembangkan menjadi 16 tim.

Sejak edisi 2019, AFC menambah jumlah kontestan Piala Asia menjadi 24. Untuk menyesuaikan jumlah grup dengan bagan 16 Besar, dibuatlah aturan tentang peringkat ketiga terbaik yang lantas menguntungkan Indonesia.

Kalau rekor pertama kali lolos ke fase gugur Piala Asia, memang iya. Itu harus diakui dan tidak boleh ada yang menafikan hal tersebut.

Namun kalau dibedah lagi, catatan tersebut diraih dengan hanya membukukan satu kemenangan di fase grup. Rekor yang sama seperti di edisi 2004 dan 2007.

Kemudian ingat pula, Indonesia memastikan tiket melalui jalur peringkat ketiga terbaik juga di detik-detik akhir. Sangat tergantung pada hasil-hasil pertandingan tim-tim lain di grup lain, sampai akhirnya Joel Kojo menjadi "pahlawan" bagi timnas.

Maka, tidak boleh menolak juga dong, kalau ada yang mengatakan kelolosan Indonesia ke fase gugur Piala Asia 2023 lalu berbau keberuntungan.

Pencapaian Terjauh?

Ada satu fakta lagi, nih, dari partisipasi Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 1986.

Sebagai juara Grup 3B, ketika itu Indonesia hanya butuh mengalahkan dua lawan untuk mengantongi tiket lolos ke putaran final di Meksiko. Lawan pertama adalah Korea Selatan yang merupakan juara Grup 3A, lalu lawan kedua pemenang pertandingan Jepang vs Hong Kong.

Andai ketika itu Indonesia menang atas Korea Selatan, maka tinggal berebut satu tiket jatah Zona Timur dengan Jepang. Mengingat Korsel adalah calon lawan terkuat, tak heran jika banyak yang menggambarkan kondisi saat itu dengan ungkapan "tinggal selangkah lagi lolos ke Piala Dunia."

Harus diakui, ungkapan tersebut berbau hiperbola juga, sih. Namun di atas kertas memang demikianlah adanya.

Kenapa? Karena di antara empat juara grup yang lolos ke putaran kedua kala itu, Korea Selatan merupakan tim terkuat. Pesaing terberat di Zona Timur Asia.

Maka tidak heran jika banyak yang berandai-andai. Jika saja Indonesia menang atas Korsel ketika itu, secara hitung-hitungan tidak bakal kesulitan melangkahi Jepang maupun Hong Kong. Artinya, mengalahkan Taeguk Warriors berarti tinggal selangkah lagi menuju Piala Dunia.

Sekalipun gagal, itulah yang lebih pantas disebut sebagai pencapaian terjauh Indonesia sepanjang partisipasi di Kualifikasi Piala Dunia. Bayangkan, hanya tersisa dua lawan menuju putaran final. Tinggal empat pertandingan saja!

Dengan skema kualifikasi yang dipakai AFC sekarang, tidak satupun skenario yang dapat membuat Indonesia menyamai pencapaian di tahun 1985 itu. Satu-satunya cara melampaui catatan itu adalah dengan menjadi setidaknya runner-up grup Putaran Ketiga ini atau juara grup di Putaran Keempat.

Kira-kira, mampukah Shin Tae-yong dan pasukannya membuat rekor yang benar-benar baru?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun