Atau kalau memang mau mengusung calon dari kalangan selebritas yang nyemplung di dunia politik, ada satu nama lain yang (menurut saya) lebih kental rasa Pemalang-nya dan juga lebih lama berkiprah ketimbang Vicky Prasetyo.
Siapa dia? Kristina Iswandari, lebih dikenal sebagai penyanyi dangdut. Lagunya yang berjudul Jatuh Bangun sempat menjadi hits sekitar satu dekade lalu.
Berbeda dengan Vicky yang nyaris tak pernah terdengar mengunjungi Pemalang, Kristina konon kerap mudik ke kampung halaman orang tuanya di Desa Jebed, Kecamatan Taman. Ini desa yang hanya sepelemparan batu dari Banjardawa tempat saya pernah bermukim hingga akhir Juni lalu.
Di masa pemilihan legislatif Pemilu 2024 yang baru lalu, Kristina berkali-kali berkampanye di Pemalang. Ia diajukan sebagai calon anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan X oleh Partai Amanat Nasional. Dengan kata lain, secara elektabilitas Kristina punya modal.
Lalu menimbang faktor integritas, Kristina merupakan salah satu selebritas yang jauh dari pemberitaan miring. Satu-satunya jejak digital negatif tentangnya adalah ketika terseret kasus korupsi yang menjerat (waktu itu) suaminya, Al Amin Nur Nasution. Pengusaha cum politisi tersebut dicokok KPK karena tertangkap tangan menerima uang suap dari Sekda Bintan pada 2008.
Minusnya Kristina terletak pada faktor kapabilitas. Ia tak punya rekam jejak memimpin apapun, bahkan belum pernah menjadi pengurus partai.
Tambahan lagi, Kristina selalu gagal lolos ke Senayan dalam dua kali kesempatan mencalonkan diri sebagai calon anggota DPR RI. Padahal ia maju dari daerah pemilihan X Jawa Tengah yang meliputi Pemalang, kabupaten asal-usul kedua orang tuanya.
Pertama, di Pemilu 2019 bersama Partai Nasional Demokrat. Kedua, pada Pemilu 2024 yang baru lalu bersama Partai Amanat Nasional. Dua-duanya karena perolehan suaranya tak cukup untuk dikonversi menjadi kursi DPR RI.
Yang Penting Ngetop?
Apa mungkin karena bolak-balik gagal dapat kursi DPR RI itulah Kristina tak dilirik partai politik di Pemalang? Bukankah dari dua kegagalan tersebut dapat disimpulkan jika elektabilitasnya kurang memadai sebagai modal meraih kemenangan?
Namun kalau alasannya itu, Vicky Prasetyo juga tak lolos ke Senayan pada Pemilu 2024 lalu. Maju dari dapil Jawa Barat VI (Kota Depok dan Kota Bekasi) melalui Partai Persatuan Indonesia, Vicky hanya mengantongi 1.800-an suara. Lebih sedikit dari perolehan suara Kristina.
Saya jadi menduga lagi. Mungkin saja para petinggi PKB Pemalang punya pandangan lain di luar hasil Pemilu lalu. Misalnya, aktivitas Vicky di dunia hiburan saat ini jika dibandingkan dengan Kristina.