Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mampukah Indonesia Mengulang Kejutan Menahan Juara Teluk di Piala Asia?

15 Januari 2024   10:04 Diperbarui: 15 Januari 2024   14:50 1794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

INDONESIA akan mengawali perjuangan di Piala Asia 2023 dengan menghadapi Irak, Senin (15/1/2024) malam WIB. Akankah timnas kesayangan kita memberi kejutan pada laga ini?

Dalam konferensi pers yang berlangsung Ahad (14/1/2024) pagi waktu Doha, sejumlah wartawan menyinggung soal kekalahan Indonesia dari Irak di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada November lalu. Sebuah kekalahan telak di mana lima gol bersarang ke gawang Nadeo Argawinata.

Pelatih Shin Tae-yong menanggapi pertanyaan soal itu dengan jawaban optimistis. Menurutnya, dua bulan lalu kondisinya sangat berbeda dan itu sangat menentukan hasil akhir pertandingan.

Coach Shin menyebutkan, ketika itu mereka harus melakukan perjalanan jauh menjelang pertandingan. Juga ada event Piala Dunia U-17 yang sedikit-banyak mengganggu persiapan tim.

Pelatih asal Korea Selatan tersebut mengingatkan jika November lalu Irak bermain di kandang sendiri. Stadion Internasional Basra dipenuhi suporter tuan rumah yang membuat para pemain Indonesia bermain kurang lepas.

Kini, suasananya bakal berbeda dari dua bulan lalu. Suporter Indonesia akan mendukung timnas kesayangannya dan itu bakal berpengaruh pada penampilan Tim Garuda.

Tambahan lagi, Shin Tae-yong telah mempersiapkan timnya dengan lebih baik untuk pertandingan ini. Indonesia memang berperingkat lebih rendah dibandingkan Irak, kata STY, tetapi bukan berarti bakal kalah.

"Kami juga tidak punya persiapan yang cukup menjelang turnamen ini, tetapi sekarang posisi kami jauh lebih baik. Anda dapat berharap banyak pada kami," ujar Shin Tae-yong, melalui penerjemahnya yang sekaligus merupakan staf kepelatihan timnas.

"Bola itu bundar. Segala sesuatu bisa saja terjadi besok," imbuh Coach Shin.

Dalam kesempatan sama, Asnawi Mangkualam Bahar mengatakan dirinya bakal memberikan penampilan terbaik melawan Irak. Bayangan kekalahan di Basra tak akan lagi mengganggu para pemain timnas.

"Dua bulan lalu, kami bertemu Irak di Kualifikasi Piala Dunia (dan kalah). Namun sekarang kami berada dalam kondisi yang lebih baik dan siap memberikan yang terbaik untuk pertandingan besok," kata Asnawi.

"Masyarakat Indonesia menaruh harapan tinggi pada kami, jadi kami akan mempersembahkan yang terbaik demi menembus fase knock-out," tambah sang kapten.

Memori 1996

Alih-alih mengulang kekalahan di Basra, para pemain Indonesia dapat mereplikasi hasil yang dicapai para pendahulu mereka di Piala Asia 1996. Ketika itu, tim asuhan Muhammad Danurwindo secara mengejutkan mampu menahan imbang Kuwait di partai pertama.

Loh, apa hubungannya? Mungkin ada yang bertanya begitu?

Hubungannya terletak pada gelar Kuwait saat itu. Timnas negara mungil di tepi Teluk Persia tersebut datang ke Piala Asia 1996 sebagai juara Piala Teluk.

Piala Teluk 1996 digelar pada Oktober tahun itu. Diikuti enam tim menggunakan sistem kompetisi penuh. Salah satu pesertanya adalah Arab Saudi.

Selain berstatus juara Piala Teluk, Kuwait juga masuk dalam daftar juara Piala Asia. Tim berjuluk Al Azraq atau Si Biru itu menjuarai Piala Asia 1980 saat menjadi tuan rumah.

Sebelum itu, Kuwait merupakan finalis Piala Asia 1976. Di sepanjang turnamen, mereka hanya kalah sekali dari tuan rumah Iran di partai final.

Status Kuwait tambah mentereng karena merupakan kontestan Piala Dunia 1982. Di Piala Asia sendiri mereka telah tampil sebanyak lima kali.

Berbanding terbalik dengan Indonesia. Sudirman, dkk. adalah debutan di Piala Asia 1996.

Untuk menambah kesan tidak meyakinkan, Indonesia lolos dari kualifikasi hanya berbekal keunggulan selisih gol dari Malaysia. Kedua negara bertetangga ini punya poin sama di klasemen akhir Grup 4.

Maka, tak heran jika Indonesia tidak dijagokan ketika dijadwalkan bertemu Kuwait pada 4 Desember 1996. Kuwait jauh lebih diunggulkan diprediksi bakal menang mudah.

Kenyataannya terbalik sama sekali. Justru Indonesia yang mampu memimpin 2-0 melalui gol Widodo Cahyono Putro dan Ronny Wabia.

Skor tersebut bertahan hingga lebih dari satu jam pertandingan berjalan. Kuwait baru bisa mencetak gol balasan pada menit ke-73.

Indonesia masih terus unggul hingga 10 menit berselang. Sampai akhirnya Kuwait mendapat hadiah penalti dan menyamakan skor menjadi 2-2.

Misi Meredam Juara Teluk

Sama halnya Kuwait pada 1996, Irak datang ke Piala Asia 2023 usai menjuarai Piala Teluk 2023. Hebatnya lagi, gawang Singa-singa Mesopotamia tak sekalipun kebobolan di fase grup.

Sepanjang turnamen itu, Irak hanya menderita tiga gol. Satu kala melawan Qatar di semifinal dan dua lagi dari Oman di partai final.

Bandingkan dengan produktivitas Irak dalam mencetak gol, yakni 12 buah. Dua di antaranya ke gawang Arab Saudi dalam kemenangan 2-0 di fase grup.

Tujuh pemain berbeda menjadi penyumbang gol Irak di Piala Teluk 2023. Yang terbanyak Ibrahim Bayesh dan Aymen Hussein dengan tiga gol, menjadikan keduanya top scorer turnamen.

Tim inilah yang bakal menjadi lawan Indonesia di pertandingan pertama Grup D Piala Asia 2023. Bayesh dan Hussein ada dalam daftar skuad yang dibawa pelatih Jesus Casas dan kemungkinan besar bakal turun sebagai starter.

Harus diakui, Irak bukan lawan enteng bagi Indonesia. Pertandingan sore nanti bakal berjalan ketat dan sangat menguras tenaga.

Akan tetapi ada satu memori manis yang dapat diulang oleh Asnawi Mangkualam, dkk. Ya, menahan juara Piala Teluk yang menjadi lawan pertama di Piala Asia.

Terlebih mengambil satu poin dari Irak memang sudah ditargetkan oleh pelatih Shin Tae-yong. Lalu dengan tambahan tiga poin dari Vietnam, Indonesia diharapkan menduduki peringkat ketiga klasemen akhir dan lolos ke 16 Besar.

Akankah Indonesia mampu menahan Irak? Sekaligus mengulangi hasil di Piala Asia 1996 dan menjaga tradisi poin di partai pembuka?

Mari kita tunggu hasilnya sore nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun