Maka, tak heran jika Indonesia tidak dijagokan ketika dijadwalkan bertemu Kuwait pada 4 Desember 1996. Kuwait jauh lebih diunggulkan diprediksi bakal menang mudah.
Kenyataannya terbalik sama sekali. Justru Indonesia yang mampu memimpin 2-0 melalui gol Widodo Cahyono Putro dan Ronny Wabia.
Skor tersebut bertahan hingga lebih dari satu jam pertandingan berjalan. Kuwait baru bisa mencetak gol balasan pada menit ke-73.
Indonesia masih terus unggul hingga 10 menit berselang. Sampai akhirnya Kuwait mendapat hadiah penalti dan menyamakan skor menjadi 2-2.
Misi Meredam Juara Teluk
Sama halnya Kuwait pada 1996, Irak datang ke Piala Asia 2023 usai menjuarai Piala Teluk 2023. Hebatnya lagi, gawang Singa-singa Mesopotamia tak sekalipun kebobolan di fase grup.
Sepanjang turnamen itu, Irak hanya menderita tiga gol. Satu kala melawan Qatar di semifinal dan dua lagi dari Oman di partai final.
Bandingkan dengan produktivitas Irak dalam mencetak gol, yakni 12 buah. Dua di antaranya ke gawang Arab Saudi dalam kemenangan 2-0 di fase grup.
Tujuh pemain berbeda menjadi penyumbang gol Irak di Piala Teluk 2023. Yang terbanyak Ibrahim Bayesh dan Aymen Hussein dengan tiga gol, menjadikan keduanya top scorer turnamen.
Tim inilah yang bakal menjadi lawan Indonesia di pertandingan pertama Grup D Piala Asia 2023. Bayesh dan Hussein ada dalam daftar skuad yang dibawa pelatih Jesus Casas dan kemungkinan besar bakal turun sebagai starter.
Harus diakui, Irak bukan lawan enteng bagi Indonesia. Pertandingan sore nanti bakal berjalan ketat dan sangat menguras tenaga.
Akan tetapi ada satu memori manis yang dapat diulang oleh Asnawi Mangkualam, dkk. Ya, menahan juara Piala Teluk yang menjadi lawan pertama di Piala Asia.