Bentuk tindakannya bermacam-macam. Ada pemain yang saling hajar, ada juga pemain yang mencelakai perangkat pertandingan, serta yang umum terjadi adalah kericuhan antarsuporter.
Di Liga 3 Jawa Tengah, pada Putaran Pertama saja entah ada berapa banyak kerusuhan yang terjadi. Baik di dalam maupun di luar pertandingan. Terjadi di area sekitaran stadion, juga di tempat-tempat lain.
Selepas pertandingan Persekap Kabupaten Pekalongan vs PSIP Pemalang pada 9 November lalu, misalnya. Di dalam stadion adem ayem, tetapi kemudian pecah tawuran di jalanan antara suporter kedua tim.
Di Babak 12 Besar, terjadi aksi memalukan dari suporter Persiku Kudus terhadap tim PSIP. Malam menjelang pertandingan Persiku vs PSIP pada 6 November 2023, suporter tuan rumah menyulut petasan di hotel tempat rombongan dari Pemalang menginap. Pukul dua dini hari!
Di Liga 3 Jawa Timur, bus yang ditumpangi tim Perspa Pacitan ditimpuki batu saat melewati kawasan Kabupaten Ponorogo, Ahad (17/12/2023) malam lalu. Kaca bus pecah dan sejumlah pemain mengalami luka-luka akibat aksi tidak terpuji ini.
Saat itu rombongan Perspa dalam perjalanan kembali ke Pacitan usai menuntaskan seluruh laga di Grup K yang berlangsung di Magetan. Mereka memastikan lolos ke putaran selanjutnya setelah menahan imbang... Persepon Ponorogo.
Laga Perspa vs Persepon memang penentu siapa di antara kedua tim yang berhak terus melaju dan siapa yang tersingkir. Hasil imbang 1-1 membuat Perspa lolos ke Babak 28 Besar, sedangkan Persepon tersingkir. Lalu terjadilah pelemparan batu tadi.
Terbaru, rombongan suporter Persip Pekalongan dicegat dan diserang sekelompok suporter Persibat Batang ketika melintasi kawasan Pasar Batang, Senin (18/12/2023). Kericuhan pun pecah.
Tahu apa yang lucu dari kejadian di atas? Persibat bahkan tidak ikut berpartisipasi di Liga 3 Jateng tahun ini!
Di level pemain, kejadian yang paling disorot adalah aksi Gatot Wahyudi dalam pertandingan Persip Pekalongan vs PSIP Pemalang di Stadion Hoegeng, 13 Desember lalu. Striker PSIP ini tertangkap kamera Batik TV menunjukkan gesture hendak memukul wasit, tetapi ditahan oleh salah seorang rekannya.
Namun agaknya Gatot Wahyudi belum puas. Selepas pertandingan tampak ia mengejar-ngejar asisten wasit hingga ke area bench. Lagi-lagi aksinya dihalang-halangi oleh sejumlah pemain dan ofisial.