Sebuah kegagalan yang menyesakkan karena Liverpool sampai berselisih 4 angka dari penghuni peringkat empat, Newcastle United. Menunjukkan performa The Reds memanglah buruk.
Toh, dengan tanpa gelar sekalipun penjualan jersey Liverpool tetap baik, bahkan menjadi yang tertinggi. Mengungguli Man. United yang tak lain tim paling sukses di Premier League, yang mencatatkan angka 1,75 juta.
Raihan Liverpool juga mengungguli Real Madrid yang mencatatkan penjualan jersey sebanyak 1,7 juta. Pun atas Barcelona yang menjual 1,6 juta seragam dan Bayern Munich yang memasarkan sejumlah 1,35 juta lembar.
Menariknya, meski jadi penjual jersey terbanyak sedunia tahun ini, capaian Liverpool jauh merosot dari dua tahun lalu. Pada 2021, mengutip data Statista, rekor penjualan seragam tanding The Reds adalah 2,45 juta buah.
Jumlah itu jauh melampaui perolehan Man. United yang mencatatkan 1,95 juta. Juga sangat jomplang jika dibandingkan dengan penjualan jersey Juventus (1,24 juta) dan Barcelona (1,34 juta).
Yang membuat menarik adalah, ketika itu Liverpool mengakhiri musim 2020-21 tanpa gelar. Kalah di FA Community Shield, hanya mencapai perempatfinal Liga Champions, hanya menduduki peringkat ketiga klasemen EPL, juga tersingkir cepat dari FA Cup dan EFL Cup.
Faktor yang menyebabkan penjualan sebanyak itu bisa jadi justru keberhasilan dua musim sebelumnya. Di mana pada 2019-20 Liverpool meraih tiga gelar juara (Premier League untuk kali pertama, UEFA Super Cup dan FIFA Club World Cup), sedangkan pada 2018-19 menggondol trofi Liga Champions keenam.
Loyalitas Tanpa Syarat
Apapun itu, dari data dan fakta ini terlihat bahwa suporter Liverpool itu sangat loyal. Dukungan tak cuma mereka berikan manakala klub berprestasi, tetapi bahkan saat paceklik gelar sekalipun.
Selain bagusnya angka penjualan jersey, perluasan tribun Anfield adalah bukti nyata dukungan tanpa syarat yang diberikan suporter Liverpool. Kapasitas terus-terusan ditambah di era kepemilikan Fenway Sports Group, tetapi tetap saja tak cukup menampung penonton.
Slogan "you'll never walk alone" bukanlah semboyan kosong bagi Liverpudlian. Ungkapan ini merupakan sikap suporter, bahwa para pemain Liverpool tidak berjuang sendirian di atas lapangan.
Mau menang, seri ataupun kalah, suporter tetap berada di belakang klub dan para pemain. Mereka akan tetap menyanyikan You'll Never Walk Alone sebelum dan sesudah pertandingan, juga menyerukan aneka chant penyemangat di sepanjang laga.