PENDAFTARAN peserta Liga 3 Regional Jawa Timur baru saja ditutup, Ahad (15/10/2023) lalu. Dari 55 klub yang telah mendaftar, terselip satu nama besar yang sempat mencuri perhatian di Liga Super Indonesia: Persibo Bojonegoro.
Nama Persibo pernah ramai diberitakan belasan tahun lalu. Penyebabnya adalah performa memukau klub asal eks Kadipaten Jipang tersebut di kasta tertinggi sepak bola nasional.
Ironisnya, sekarang Persibo berada di kasta terbawah Liga Indonesia. Malah keikutsertaan Laskar Angling Dharma di Liga 3 dipertanyakan oleh suporternya sendiri.
Sebelum mendaftarkan diri jelang deadline, sempat timbul perbedaan pendapat di kalangan stakeholder persepakbolaan Bojonegoro. Sikap kelompok suporter pun terbelah dua.
Satu pihak mendorong agar Persibo segera mendaftar. Sedangkan pihak lainnya menganggap tim ini belum siap, sehingga sebaiknya jangan ikut kompetisi dulu.
Koordinator Suporter Persibo Bersatu, Arif Setiawan, meminta klub idolanya fokus ke pembenahan manajemen saja dulu. Kalau memaksakan diri ikut kompetisi sekarang, sementara tim belum siap, hasilnya pasti tak akan memuaskan.
"Pasti hanya akan menjadi peserta tanpa meraih prestasi," ujar Arif, seperti diberitakan Radar Bojonegoro, Senin (16/10/2023) lalu.
Bentuk pembenahan yang dimaksud Arif adalah pergantian jajaran manajemen. Alasannya, pengurus sekarang yang dipimpin CEO Abdullah Umar dan manajer Sally Atyasasmi telah gagal karena selama 7 tahun terakhir Persibo tak berprestasi.
"Intinya tetap, ya. Manajemen lama harus mundur dan menyerahkan [Persibo] ke manajemen baru," ujar Arif, sebagaimana dikutip beritajatim.com, Rabu (18/10/2023) kemarin.
Untuk menampung aspirasi kelompok suporter, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dinpora) telah melakukan pertemuan pada Jumat (12/10/2023) pekan lalu. Dari sana disimpulkan ada tiga problem utama yang harus segera dicarikan solusi.