Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Jangan Terlalu Bangga, Tantangan Sesungguhnya di Putaran Kedua

17 Oktober 2023   23:02 Diperbarui: 18 Oktober 2023   12:17 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TIMNAS Indonesia kembali membekuk Brunei Darussalam di leg kedua Putaran Pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026. Bertanding di Stadion Sultan Hassanal Bolkiah, Bandar Seri Begawan, Selasa (17/10/2023) malam WIB, Tim Garuda lagi-lagi menang telak 6-0.

Gol kemenangan Indonesia disumbangkan oleh Hokky Caraka yang mencetak brace (6' dan 44'), lalu masing-masing satu buah dari Egy Maulana Vikri (42'), eksekusi penalti Witan Sulaeman (47'), Rizky Ridho (63') dan Ramadhan Sananta (82').

Dengan hasil ini, secara agregat Indonesia unggul telak 12-0 atas Brunei. Skor yang agaknya bakal memunculkan euforia di mana-mana, terutama di media sosial, yang lantas diikuti rasa bangga berlebihan.

Yang disayangkan, media mainstream kerap kali jadi pemicu kebanggaan di luar batas seperti ini. Tak jarang pemberitaan media terlalu mengedepankan kebanggaan yang belum pada tempatnya alias terlalu dini.

Ambil contoh ketika Indonesia menang 6-0 di leg pertama, lima hari lalu. Belum apa-apa hasil tersebut sudah disebut sebagai sebuah keberhasilan membanggakan bla bla bla.

Lalu profil Dimas Drajad yang mencetak hat-trick diangkat tinggi-tinggi. Ada pula media yang enak saja membanding-bandingkan ketajaman striker Persikabo 1973 tersebut antara di timnas dengan di klub.

Padahal kalau melihat konteks, pertandingan melawan Brunei di GBK kala itu barulah awal dari serangkaian proses yang harus dilalui Indonesia menuju satu tujuan: Piala Dunia 2026 dan Piala Asia 2027. Masih terlalu dini untuk menyebutnya sebagai keberhasilan.

Okelah, berhasil menang. Memang harus diakui memenangkan pertandingan pun adalah sebuah keberhasilan. Namun lihat-lihat jugalah lawannya siapa.

Ujian Sesungguhnya

Tanpa bermaksud meremehkan sama sekali, Indonesia menang lawan Brunei itu adalah sebuah keniscayaan. Tinggal skornya saja berapa.

Selain sejarah pertemuan kedua negara yang terlalu didominasi Indonesia, secara materi pemain pun di atas kertas Tim Garuda unggul. Makanya pelatih Shin Tae-yong berani melakukan eksperimen dalam dua pertandingan Putaran Pertama ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun