Haaland baru berusia 23 tahun, sedang berada di awal fase terbaiknya sebagai pesepak bola. Sementara Messi sudah berkepala tiga alias dalam fase penurunan performa.
Mempertimbangkan faktor usia, apa yang dicapai Messi masih terbilang spesial. Tidak banyak pesepak bola veteran sebaya Messi yang mampu mencetak gol sampai puluhan begitu.
Lalu satu hal yang menjadi kartu truf bagi Messi, membuatnya mengungguli segala pencapaian Haaland musim lalu, adalah gelar juara Piala Dunia yang diraih di Qatar pada Desember 2022.
Piala Dunia adalah impian tertinggi, kompetisi paling prestisius bagi seorang pesepak bola. Jangankan menjuarainya, bisa tampil sebagai kontestan saja sudah sangat membuat bangga.
Di titik inilah situasinya berbalik, di mana Messi jauh mengungguli Haaland. Ketika anak muda Norwegia itu bahkan tak mampu meloloskan negaranya ke Qatar, Messi membawa Argentina sebagai juara.
Messi tak sekadar bertindak sebagai pengangkat trofi di podium juara. Pria kelahiran Rosario ini berperan besar dalam nyaris setiap pertandingan Argentina.
Satu-satunya laga di mana Messi seperti tak terlihat adalah ketika Argentina dikalahkan Arab Saudi. Usai menceploskan gol penalti di laga pembuka fase grup itu, sang kapten seolah mati kutu.
Namun setelahnya Messi selalu tampil kesetanan. Lihat saja partai melawan Meksiko nan menentukan, di mana kegigihan Messi mengawali kemenangan Argentina.
Messi kembali jadi motor kemenangan di babak 16 Besar melawan Australia. Coba saja tonton lagi bagaimana proses terjadinya gol pertama Albiceleste di laga tersebut. Benar-benar jempolan.
Peran sentral Messi bagi Argentina tervalidasi dengan penganugerahan gelar Best Player turnamen. Disusul penghargaan Laureus World Sportsman of the Year 2023 pada Mei lalu.
Sebaliknya, Haaland justru tenggelam di partai-partai penting Man. City dalam perjalanan menjuarai Liga Champions. Buktinya, gelar Man of the Match laga final jatuh kepada Rodri yang juga terpilih sebagai pemain terbaik turnamen.