Tak heran jika Palestina lebih diunggulkan menjelang pertandingan 16 besar pada 27 September lalu. Nyatanya, strategi palang pintu Andersen yang sukses besar.
Setelah berhasil bertahan di sepanjang babak pertama, Hong Kong mencetak gol cepat melalui Matthew Orr pada awal babak kedua. Keunggulan yang kemudian mereka jaga sekuat tenaga.
Palestina berusaha keras membalas, tetapi benteng Hong Kong terlalu sukar ditembus. Alhasil, laga berakhir dengan skor 1-0 untuk kemenangan HK.
Hasil ini membuat Hong Kong lepas dari kutukan 16 besar. Sejak 2010 mereka selalu lolos ke 16 Besar, tetapi juga selalu mentok pada babak tersebut.
Di perempat final, kebanyakan orang rasa-rasanya lebih menjagokan Iran ketimbang Hong Kong. Maklum saja, Iran belum terkalahkan di Asian Games. Bahkan gawang tim asuhan Reza Enayati belum pernah bobol!
Lalu di Kualifikasi Piala Asia U-23 bulan lalu, kedua negara juga sudah bertemu. Hong Kong dan Iran satu grup, bersama Uzbekistan dan Afghanistan.Â
Dalam pertemuan di kualifikasi tersebut, Hong Kong kalah dari Iran. Skornya memang tak semencolok ketika dibantai Uzbekistan, tetapi terhitung besar juga: 0-3.
Ketika itu gawang Hong Kong bahkan sudah jebol pada menit ke-2. Menggambarkan betapa rapuhnya pertahanan mereka.
Sejarah Baru
Sama halnya ketika bertemu lagi dengan Uzbekistan, Hong Kong menunjukkan banyak perubahan saat menantang Iran di perempat final Asian Games. Dan lagi-lagi cara Andersen sukses besar diterapkan dalam pertandingan ini.
Polanya sama persis seperti ketika mengalahkan Palestina. Hong Kong bertahan mati-matian sepanjang babak pertama, lalu mencuri gol cepat melalui tendangan voli Poon Pui-hin pada awal babak kedua.
Begitu unggul, Hong Kong bertahan total mempertahankan skor. Susah payah Iran mencoba membalas, termasuk dengan beberapa peluang matang dari striker gaek Amirarsalan Motahhari, tetapi hasilnya nihil.