Mundur lebih jauh lagi ke belakang, Uzbekistan pernah mengalahkan Hong Kong di 16 besar Asian Games 2018. Kala itu skornya 3-0.
Meningkatkan Diri
Hong Kong tentu tak mau terus-terusan jadi bulan-bulanan Uzbekistan setiap kali bertemu. Maka mereka banyak berbenah jelang Asian Games edisi tunda ini.
Hasilnya, lini pertahanan Hong Kong menjadi jauh lebih kokoh. Jika sebelumnya bisa dibobol sampai 10 kali, di Asian Games mereka hanya kalah dengan margin satu gol.
Pada pertandingan pertama skornya hanya 0-1. Itupun Uzbekistan baru berhasil membobol gawang Tse Ka-wing setelah berulangkali mencoba selama satu jam lebih.
Lalu pada laga kedua skornya 1-2. Terjadi peningkatan lain di sini, yakni Hong Kong mampu menjebol gawang Uzbekistan. Sebuah gol cepat pada menit ke-4.
Karena sudah dapat jaminan lolos ke 16 Besar, pelatih Jorn Andersen menjadikan dua pertandingan melawan Uzbekistan sebagai ajang mematangkan tim. Ia memantapkan strategi yang kemudian menjadi andalan di fase gugur.
Apa itu? Mudah ditebak sebetulnya, yakni serangan balik cepat nan efektif.
Dengan cara inilah Hong Kong berhasil membobol gawang Uzbekistan pada pertandingan kedua. Sekalipun timnya kalah, Andersen yakin racikan strateginya sudah matang.Â
Buktinya, cara sama sukses diulangi di fase gugur. Dua lawan yang secara teori sama-sama berada beberapa level di atas Hong Kong, berhasil mereka pecundangi.
Pertama, Palestina pada babak 16 besar. Kemudian yang kedua, sekaligus yang paling mengejutkan, adalah Iran di perempatfinal.
Counter Attack Efektif
Jika memakai hasil Kualifikasi Piala Asia U-23 sebagai patokan, performa Palestina jauh lebih baik ketimbang Hong Kong. Sekalipun sama-sama gagal lolos ke putaran final, Palestina mampu menang dua kali berbanding Hong Kong yang hanya bisa meraup satu poin dari tiga laga.