Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Obituari Paul Cummings, Pelatih Inggris yang Cinta Mati Indonesia

21 September 2023   10:53 Diperbarui: 21 September 2023   13:46 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FOTO: Aqwam F. Hanifan/PFI/detikSport

Ada kejadian yang lebih memilukan lagi setelah peristiwa penusukan itu. Saking pilunya, saya tak kuat hati menceritakan di sini karena berkaitan dengan bobroknya mental dan kinerja aparat penegak hukum kita.

Begitu pulih, Paul memutuskan kembali ke Papua. Ia punya tanah dan rumah di Nabire, semasa menukangi Persinab. Namun betapa kagetnya ia ketika mendapati properti miliknya tersebut sudah tak karuan bentuk karena dijarah.

Tahun 2002, Perseman kembali mengikatnya sebagai pelatih. Meski menurut penuturan Paul pada Aqwan F. Hanifan dari detikSport gajinya teramat kecil, ia menerima tawaran tersebut.

Setahun berselang Perseman sudah mendepak Paul. Ia kembali menjadi pengangguran dan tak punya apa-apa lagi. Bahkan ketika kemudian jatuh sakit akibat malaria, untuk berobat ke dokter pun ia tak mampu.

Beruntung seorang pengusaha baik hati menyelamatkan Paul. Setelah diobati dan sembuh, lelaki ini memilih pergi ke Kabupaten Malang untuk tinggal bersama istrinya.

Sempat melatih tim futsal di Surabaya, panggilan dari PSBL kembali datang. Paul dengan senang hati menerima, meski kemudian sedikit menyesali keputusan tersebut.

Bukan apa-apa, ternyata Paul dan PSBL hanya dijadikan alat politik. Maklum saja, ketika itu memang mendekati pemilihan umum sehingga PSBL diharapkan dapat menjadi pendongkrak suara.

Tak tahan dengan keadaan itu, setahun berselang Paul kembali ke Jawa. Tidak lama kemudian ia mendapat permintaan dari Bupati Teluk Wondama di Papua Barat untuk mengembangkan Persiwon.

Tak sekadar melatih, Paul mengerjakan semua yang bisa ia lakukan demi memajukan Persiwon. Dari menyusun manajemen klub hingga merancang desain Jersey.

Di Persiwon inilah Paul menemukan Patrich Wanggai yang kelak memperkuat tim nasional. Persiwon sendiri dibawanya terus melaju ke tangga lebih atas piramida kompetisi sepakbola nasional.

Dari biasanya berkutat di Divisi III, Persiwon sukses menembus Divisi I pada 2008. Di tahun itu pula Paul diminta menangani tim sepakbola Papua Barat untuk ajang PON di Kalimantan Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun