Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Balada Philippe Coutinho

14 September 2023   10:05 Diperbarui: 15 September 2023   17:06 1783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Philippe Coutinho bergabung dengan Al Duhail Sports Club, Qatar. (Foto: Twitter/DuhailSC)

LIMA tahun lalu, Philippe Coutinho adalah pemecah rekor transfer terbesar FC Barcelona. Kini, winger asal Brazil tersebut bahkan sulit bersaing di Aston Villa sehingga dipinjamkan ke klub Qatar.

Kabar peminjaman Coutinho yang kesekian kali ini bisa dipastikan membuat fans Liverpool FC di manapun mengelus dada. Terlebih yang sekarang meminjamnya adalah klub yang baru berusia 14 tahun.

Sebagai perbandingan, 14 tahun lalu Coutinho sudah memperkuat tim Brazil U-17 dan memenangkan Kejuaraan Amerika Selatan U-17. Rasa-rasanya perjalanan karier Coutinho jauh lebih gemerlap ketimbang klub barunya.

Talenta yang sudah terlihat sejak remaja ini pulalah yang memikat pemandu bakat klub-klub top Eropa. Termasuk di antaranya talent scout langganan juara Serie A waktu itu, Inter Milan.

Tak mau kecolongan, Inter langsung mengamankan tanda tangan Coutinho meski baru berusia 16 tahun. Karena itu si pemain dibiarkan tetap di Vasco da Gama, klub asalnya, hingga kelak berusia genap 18 tahun.

Juli 2008, Coutinho resmi berseragam Inter Milan. Menariknya, sudah ada nuansa Liverpool ketika ia bergabung. Pelatih Internazionale saat itu adalah Rafael Benitez yang baru saja meninggalkan Anfield.

Relasi ini kemudian menyelamatkan karier Coutinho di Eropa. Ketika ia terus kesulitan menembus tim inti Inter Milan, sehingga lebih sering tampil sebagai pemain pinjaman bersama Espanyol, The Reds datang mengajukan penawaran.

Bintang Liverpool

Pada 30 Januari 2013, Liverpool secara resmi mengumumkan Coutinho sebagai pemain baru. Kelak di kemudian hari, Direktur Olahraga LFC (kala itu) Damien Comolli mengakui ada peran Benitez dalam pembelian tersebut.

Benitez, lanjut Comolli, mengatakan Coutinho berpotensi menjadi pesepak bola kelas dunia. Harga 8,5 juta poundsterling yang harus dikeluarkan Liverpool bakal menjadi investasi menguntungkan.

Sebuah penilaian yang tepat, sebab sejak awal-awal penampilannya Coutinho langsung terlihat menonjol. Ia menyumbangkan 3 gol dan sekian asis dalam 13 penampilan di liga.

Penghargaan Liverpool's Player of the Month pada Maret 2013, disusul anugerah man of the match pada pertandingan melawan Newcastle United di penghujung April 2013, adalah gambaran bahwa penilaian Benitez terhadap Coutinho tidak salah.

Musim berikutnya boleh dibilang merupakan musim terbaik Coutinho sebagai pesepak bola. Berkat kontribusinya di lini tengah Liverpool, ia mencuat sebagai salah satu gelandang top Premier League.

The Magician. Itulah gelar yang disematkan fans Liverpool pada Coutinho. Mengacu pada pergerakan dan umpan-umpannya yang bagaikan atraksi sulap, begitu memanjakan duet penyerang Luis Suarez-Daniel Sturridge.

Liverpool nyaris memenangkan liga musim itu, di mana Coutinho tampil reguler sebagai starter. Ia memang hanya mencetak sedikit gol, tetapi salah satunya terjadi dalam big match nan menentukan.

Fans sejati Liverpool pasti mengingat jelas pertandingan ini. Ahad, 13 April 2014, bertempat di Stadion Anfield nan padat karena lawan yang dihadapi adalah pesaing terkuat dalam memperebutkan gelar juara.

Ya, Manchester City.

Pertandingan baru berjalan 6 menit, Liverpool sudah unggul 1-0 lewat aksi Raheem Sterling. Lalu disusul gol kedua oleh Martin Skrtel 20 menit berselang.

Man. City mengambil alih babak kedua. Menit ke-57, David Silva mengubah skor menjadi 2-1 usai mengonversi umpan James Milner.

Skor menjadi imbang 2-2 ketika Glenn Johnson membobol gawang sendiri pada menit ke-62. Tensi pertandingan kian memuncak sejak saat itu.

Di sinilah Coutinho muncul sebagai pahlawan. Ia melesatkan sepakan ikoniknya pada menit ke-78 untuk memenangkan Liverpool. Kemenangan yang membuat The Reds unggul 7 poin atas Man. City, dengan liga tinggal menyisakan empat pekan.

Gagal Juara dan Rekor Transfer

Sayang, Liverpool gagal memanfaatkan momentum emas tersebut. Secara dramatis Man. City sukses mengambil alih puncak klasemen dan keluar sebagai juara.

Suarez yang menjadi lakon utama Liverpool di musim 2013-14 lantas pindah ke Barcelona. Coutinho disebutkan juga mendapat penawaran dari sejumlah klub, tetapi memilih tetap tinggal di Anfield.

Coutinho bahkan kemudian meneken perpanjangan kontrak bersama Liverpool pada 3 Februari 2015. Ikatan yang bakal menahannya sebagai penggawa The Reds hingga Juni 2020.

Agustus 2017, Barcelona mengajukan penawaran pertamanya bagi Coutinho. Namun Liverpool langsung menolak, sekalipun angka yang diajukan terhitung besar: 72 juta pound.

Barcelona mengajukan penawaran lagi, tentu dengan nominal yang lebih besar. Tak cuma sekali, malah sampai dua kali dan semuanya ditolak Liverpool.

Pada 31 Desember 2017, Nike yang adalah sponsor Coutinho dan juga Barcelona, mengeluarkan iklan yang memicu kegelisahan fans Liverpool. Dalam iklan itu gambaran Coutinho ditampilkan di bagian belakang jersey Barcelona.

Dari iklan menjadi kenyataan. Liverpool sepakat melepas Coutinho ke Barcelona pada Januari 2018. Kesepakatan yang hingga kini tercatat sebagai transfer termahal Blaugrana.

Pada momen inilah beredar kutipan ucapan Jurgen Klopp kepada Coutinho. Ucapan yang disebutkan sebagai upaya terakhir sang manajer membujuk si pemain agar tetap bertahan di Anfield.

"Bertahanlah, maka kau akan dibuatkan patung di sini." Demikian ucap Klopp pada Coutinho kala itu.

Namun tak semua pemain suka dibuatkan patung oleh klubnya. Sebagian besar lebih memilih gelar juara, sesuatu yang tidak bisa diberikan Liverpool ketika itu.

Coutinho mantap memilih pergi. Liverpool merana, tetapi setidaknya investasi 8,5 juta pound telah kembali belasan kali lipat.

Flop dan Terus Turun

Yang terjadi selanjutnya sudah sama-sama kita ketahui. Coutinho hanya sempat berkilau sebentar, tetapi lantas meredup dan surut.

Lionel Messi masih berada pada penampilan terbaiknya bersama Barcelona ketika itu. Sulit bagi Coutinho untuk menjadi pilihan utama di lini tengah El Barca.

Coutinho memang memenangkan dua gelar juara La Liga, plus satu trofi Copa Del Rey. Akan tetapi penampilannya di atas lapangan banyak dikritik. Terlebih usai ia melakukan selebrasi gol yang membuat hubungan dengan fans memburuk.

Hanya 1,5 musim di Nou Camp, Coutinho dipinjamkan ke Bayern Munich. Sebuah keberuntungan karena bersama FC Bayern ia berhasil memenangkan Liga Champions.

Pencapaian yang tak ubahnya balas dendam bagi Coutinho. Selain turut tampil di final, keberhasilannya bersama Bayern melibatkan kemenangan telak 8-2 atas Barcelona di perempat final.

Coutinho kembali ke Barcelona pada awal musim 2020-21. Namun Desember 2020 ia mengalami cedera parah dan harus absen hingga akhir musim.

Sejak itulah karier Coutinho meredup. Meski telah pulih dari cedera, ia tak kunjung mendapat kesempatan tampil bersama Barcelona.

Januari 2022, Coutinho kembali ke Liga Inggris. Ia menerima tawaran Aston Villa yang tengah dimanajeri mantan kaptennya di Liverpool, Steven Gerrard.

Dari pemain pinjaman, status Coutinho menjadi permanen pada awal musim 2022-23. Sayang, start buruk Villa yang berujung pemecatan Gerrard berimbas pada nasib Coutinho.

Berakhir di Qatar?

Tak mendapat cukup kesempatan tampil di bawah Unai Emery, Coutinho mengiyakan penawaran dari Qatar. Lagi-lagi hanya berstatus pinjaman, tetapi dengan opsi permanen musim depan.

Al Duhail Sports Club nama klub Qatar tersebut. Klub olahraga yang bermarkas di Doha ini baru terbentuk pada 2009.

Awalnya didirikan sebagai Al Shorta Doha, lalu berganti menjadi Lekhwiya Club, sebelum akhirnya di-rebranding sebagai Al Duhail SC usai merger dengan El Jaish SC pada April 2017.

Meski baru seumur jagung, Al Duhail bukanlah klub sembarangan. Sejak masih bernama Lekhwiya, klub yang dimanajeri Hernan Crespo ini berulang kali memenangkan Liga Qatar.

Sebagai Lekhwiya SC saja, sebanyak 6 gelar juara Qatari Stars League berhasil dimenangkan. Ditambah 3 trofi Qatar Cup dan 2 trofi Emir of Qatar Cup.

Selepas rebranding, klub yang bermarkas di Stadion Abdullah bin Khalifa ini terus menambah koleksi gelar. Musim lalu, Al Duhail SC meraih treble usai menjuarai Liga Qatar, Qatar Cup dan Qatari Stars Cup.

Namun demikian, tetap saja kepindahan Coutinho ke Al Duhail dinilai sebagai sebuah penurunan karier. Terlebih jika menengok profil dan pencapaiannya 3-5 tahun lalu.

Siapa sangka seorang pemain yang membuat Barcelona rela membayar nyaris 150 juta pound lima tahun lalu, kini merumput bersama sebuah klub yang baru berusia 14 tahun.

Akankah ini menjadi penutup karier profesional seorang Philippe Coutinho?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun