Penghargaan Liverpool's Player of the Month pada Maret 2013, disusul anugerah man of the match pada pertandingan melawan Newcastle United di penghujung April 2013, adalah gambaran bahwa penilaian Benitez terhadap Coutinho tidak salah.
Musim berikutnya boleh dibilang merupakan musim terbaik Coutinho sebagai pesepak bola. Berkat kontribusinya di lini tengah Liverpool, ia mencuat sebagai salah satu gelandang top Premier League.
The Magician. Itulah gelar yang disematkan fans Liverpool pada Coutinho. Mengacu pada pergerakan dan umpan-umpannya yang bagaikan atraksi sulap, begitu memanjakan duet penyerang Luis Suarez-Daniel Sturridge.
Liverpool nyaris memenangkan liga musim itu, di mana Coutinho tampil reguler sebagai starter. Ia memang hanya mencetak sedikit gol, tetapi salah satunya terjadi dalam big match nan menentukan.
Fans sejati Liverpool pasti mengingat jelas pertandingan ini. Ahad, 13 April 2014, bertempat di Stadion Anfield nan padat karena lawan yang dihadapi adalah pesaing terkuat dalam memperebutkan gelar juara.
Ya, Manchester City.
Pertandingan baru berjalan 6 menit, Liverpool sudah unggul 1-0 lewat aksi Raheem Sterling. Lalu disusul gol kedua oleh Martin Skrtel 20 menit berselang.
Man. City mengambil alih babak kedua. Menit ke-57, David Silva mengubah skor menjadi 2-1 usai mengonversi umpan James Milner.
Skor menjadi imbang 2-2 ketika Glenn Johnson membobol gawang sendiri pada menit ke-62. Tensi pertandingan kian memuncak sejak saat itu.
Di sinilah Coutinho muncul sebagai pahlawan. Ia melesatkan sepakan ikoniknya pada menit ke-78 untuk memenangkan Liverpool. Kemenangan yang membuat The Reds unggul 7 poin atas Man. City, dengan liga tinggal menyisakan empat pekan.
Gagal Juara dan Rekor Transfer
Sayang, Liverpool gagal memanfaatkan momentum emas tersebut. Secara dramatis Man. City sukses mengambil alih puncak klasemen dan keluar sebagai juara.