Ingat, keanggotaan FIFA berdasarkan asosiasi sepakbola, bukan negara. Kebanyakan asosiasi memang mewakili negara, tetapi tidak semua asosiasi merupakan representasi sebuah negara. Bahkan ada satu negara dengan 2-3 bahkan lebih banyak lagi asosiasi.
Bingung? Saya beri contoh saja biar mudah memahaminya.
Masih ingat Curacao yang jadi lawan tanding Indonesia di FIFA Matchday tahun lalu?
Di ranah sepakbola dalam yurisdiksi FIFA, Curacao ini sebuah entitas timnas tersendiri. Timnas Curacao dengan asosiasinya bernama Federashon Fotbol Korsou (FFK).
Di dunia internasional, Curacao merupakan bagian tak terpisahkan dari Kerajaan Belanda. Oleh sebab itu orang Curacao memegang paspor Belanda karena statusnya memang warga negara Belanda.
Terdapat 25 anggota FIFA yang berbagi kewarganegaraan seperti Curacao dan Belanda ini. Misalnya Kepulauan Faroe dengan Denmark atau Cina dengan Hong Kong dan Makau.
Per 2004, FIFA mengimplementasikan sebuah aturan yang mengatur ketat bagaimana seorang pemain dapat membela sebuah timnas di kompetisi FIFA dan turunannya. Termasuk jika si pemain ingin berganti asosiasi.
Aturan tersebut baru saja diperbarui pada September 2020 dan kemudian pada 2021. Beberapa penyesuaian diberlakukan, terutama dalam hal perpindahan antar asosiasi.
Dalam regulasi terbaru ini FIFA menegaskan pentingnya keberadaan koneksi jelas antara si pemain dengan timnas yang hendak dibela. Ada semacam ikatan yang membuat si pemain memang layak berada di timnas itu.
Syarat emasnya adalah: pemain yang berhak membela sebuah timnas adalah yang memegang kewarganegaraan dan atau punya kebangsaan negara tersebut. Status kewarganegaraan dan kebangsaan ini mengacu pada norma internasional, yakni jus sanguinis dan jus solii.
Berdasarkan ketentuan ini, maka Elkan Baggott pada mulanya berhak membela Thailand (negara tempat lahir) berdasarkan asas jus solii, sekaligus berjal membela Inggris (negara asal ayahnya) dan Indonesia (negara asal ibunya) berdasarkan asas jus sanguinis.