Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Plus-Minus Naturalisasi Jay Idzes

8 September 2023   13:51 Diperbarui: 9 September 2023   09:35 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jay Idzes bersama Ketua PSSI Erick Thohir. (Sumber: Twitter/Erick Thohir)

Artinya, jika di tengah-tengah pertandingan butuh perubahan skema, STY tinggal mendorong pemain berusia 23 tahun ini lebih ke depan, menjadi tandem Marc Klok.

Pendek kata, bergabungnya Jay dalam timnas Indonesia banyak memberikan poin plus. Siapapun yang berperan dalam mengegolkan proses naturalisasi ini layak diberi apresiasi.

Mengancam Talenta Lokal

Akan tetapi tetap saja ada sisi minus dari naturalisasi Jay Idzes. Saya pribadi melihat setidaknya dua hal yang patut diperhatikan.

Pertama, kehadiran Jay jelas bakal mengancam peluang bek-bek lokal. Untuk memudahkan penulisan, kita istilahkan saja sebagai lokal begitu guna mengacu mereka yang 'asli' Indonesia.

Andai jadi Shin Tae-yong, saya bakal menjatuhkan pilihan pada Jordi dan Jay untuk posisi duo center back timnas. Enggak ada kompromi, kecuali salah satunya mengalami cedera.

Bagaimana tidak? Dari segi teknik dan postur, menurut saya Jordi dan Jay lebih dapat diandalkan untuk pertandingan level antarnegara. Apalagi kalau harus bersua raksasa Asia seperti Jepang nanti.

Alasan lain, baik Jordi maupun Jay selalu tampil reguler di klub masing-masing. Mereka juga sama-sama mengenyam akademi sepak bola Eropa, serta pernah atau sedang merumput di Eropa pula.

Lebih-lebih kalau saya, yang sedang berandai-andai jadi STY, dibebani target tinggi oleh PSSI. Entah menembus 16 besar Piala Asia mendatang atau bahkan lolos ke Piala Dunia 2026. Saya enggak bakal mau kompromi soal lini belakang. 

Kalau sudah begini, siapa saja coba pemain lokal yang bakal terancam peluangnya membela timnas? Jangan sebut Rizky, Hansamu Yama atau Muhammad Ferrari, bahkan Elkan pun bakalan ketar-ketir juga.

Lalu karena Jay bisa bermain sebagai gelandang bertahan, Rachmat Irianto pun layak merasa terancam. Setidaknya selama Klok yang sudah memasuki usia 30-an tahun masih jadi andalan pelatih.

Kelak ketika Klok sudah tak lagi memperkuat timnas, barulah ada peluang duet Irianto-Jay sebagai gelandang bertahan. Itupun kalau PSSI tidak menaturalisasi pemain baru di posisi tersebut.

Cermin Gagalnya Pembinaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun