Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Malut United FC dan Fenomena "Klub Siluman" di Liga Indonesia

6 September 2023   21:16 Diperbarui: 6 September 2023   21:28 879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FOTO: antaranews.com

Karena terus mengalami kemunduran, bahkan kemudian kalah saing dari klub baru bentukan suporternya sendiri, Persisam Putra Samarinda akhirnya dijual. Pindah ke Bali, namanya lantas berganti menjadi Bali United Pusam.

Selanjutnya, Hardiansyah Hanafiah selaku pemilik baru mengalihkan kepemilikan kepada Pieter Tanuri. Embel-embel Pusam pun dihilangkan, sehingga tinggallah nama Bali United FC.

Satu nama lagi yang harus disebut adalah Sriwijaya FC. Generasi kiwari rasa-rasanya tidak banyak yang tahu jika klub kebanggaan orang Sumatera Selatan ini aslinya berasal dari Jakarta, tepatnya Jakarta Timur.

Persijatim, demikian nama awalnya. Karena alasan tertentu, klub yang dulu bermarkas di Stadion Bea Cukai, Rawamangun, tersebut memilih boyongan ke Solo.

Kedatangan Persijatim disambut baik oleh Pasoepati, pendukung Persis Solo yang kala itu tengah berada di kasta bawah. Nama klub pun dimodifikasi sedikit menjadi Persijatim Solo FC.

Dua tahun di Solo, Persijatim pada akhirnya diakuisisi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Rebranding dilakukan secara total, sehingga lahirlah klub bernama Sriwijaya FC yang bermarkas di Stadion Jakabaring, Palembang.

Perlu Aturan Baru

Well, sejatinya tidak ada yang salah dengan praktik jual-beli klub begini. Di negara-negara besar sepakbola pun jamak terjadi.

Yang menurut saya sangat disayangkan adalah berubahnya nama dan atribut klub selepas berganti kepemilikan. Demikian pula dengan kepindahan homebase seiring pergantian tersebut.

Alhasil, identitas dan sejarah asli klub seolah hilang begitu saja. Tercerabut dari akarnya. Yang akan lebih diingat adalah identitas baru semenjak berganti kepemilikan.

Misalnya Persisam Putra Samarinda tadi. Catatan sejarah dan perjuangan klub sejak era Perserikatan dan juga Galatama, langsung terputus begitu nama Bali United FC dipakai sejak 15 Februari 2015.

Akan sulit untuk menganggap Bali United sebagai penerus sekaligus pewaris Persisam Putra Samarinda. Orang dari warna seragamnya saja memang dibuat berbeda, kok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun