Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang belajar berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet, juga menulis cerita silat di aplikasi novel online.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mengenal Sepak Bola Amputasi yang Membawa Indonesia ke Piala Dunia

9 Oktober 2022   00:00 Diperbarui: 9 Oktober 2022   02:38 1572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai turunan dari sepak bola, aturan permainan amputee football merupakan modifikasi dari Rule of the Game-nya FIFA. Bahkan khusus untuk bola, yang harus digunakan dalam pertandingan resmi seperti di Piala Dunia Amputasi 2022 adalah bola standar FIFA.

Permainan sepak bola amputasi melibatkan dua tim yang akan saling berhadapan selama total 50 menit. Pertandingan terdiri atas dua babak, masing-masing berdurasi normal 25 menit dengan jeda 10 menit di antaranya.

Masing-masing tim yang bertanding terdiri atas tujuh pemain. Rinciannya adalah enam outfield player dan satu penjaga gawang. Seperti halnya sepak bola regular, si kiper harus mengenakan seragam dengan warna berbeda dari rekan-rekannya.

Para outfield player tadi haruslah pemain yang hanya mempunyai satu kaki, tetapi boleh memiliki dua tangan. Sebaliknya, seorang kiper boleh berkaki lengkap tetapi tangannya mustilah hanya satu.

Untuk mendukung pergerakan outfield player yang berkaki satu, mereka wajib menggunakan kruk khusus. Yakni kruk yang ada pegangan tangannya. Pemakaian kaki palsu tidak diperbolehkan.

Namun demikian kruk tersebut tidak boleh dipakai untuk menggerakkan maupun menyentuh bola pada saat permainan aktif berjalan. Hanya boleh dipergunakan sebagai tumpuan tubuh pemain pada saat berlari dan menendang bola.

Sentuhan kruk dengan bola secara tidak disengaja mendapat dispensasi. Akan tetapi kalau wasit menilai sentuhan itu disengaja, si pemain bisa dikenai kartu kuning. Hitungannya sama seperti handball dalam sepak bola regular.

Aturan lebih keras menyangkut kruk adalah tidak diperkenankan untuk menyentuh tubuh lawan. Baik dengan maksud menghalang-halangi pergerakan apatah lagi mencelakai.

Saat melawan Prancis, 5 Oktober lalu, para pemain lawan kerap memprotes wasit karena menganggap pemain kita melakukan pelanggaran ini. Kalau saja waktu itu wasit mengamini, bisa gawat. Sebab hukumannya adalah kartu merah bagi si pemain dan hadiah penalti bagi tim lawan.

Demikian pula dengan sisa potongan kaki yang diamputasi. Pemain tidak boleh menggunakan bagian tersebut untuk menguasai maupun menggerakkan bola. Hukumannya sama seperti halnya menyentuh bola dengan kruk tadi.

Khusus untuk penjaga gawang, dilarang keras meninggalkan areanya yang berupa sebuah kotak di depan gawang. Termasuk hanya keluar setengah badan atau bahkan hanya menjulurkan tangan maupun kaki untuk merebut dan menguasai bola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun