Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet. Kini berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Remko Bicentini, Rela Melepas Piala Dunia 2022 demi Melatih Curacao

23 September 2022   23:59 Diperbarui: 24 September 2022   00:56 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Remko Bicentini, pelatih timnas Curacao. FOTO: Concacaf.com

Bicentini mengakui sendiri jika dirinya beruntung karena pernah mendampingi nama-nama tenar selama di timnas Curacao. Misalnya saja mengasisteni Patrick Kluivert yang adalah eks bintang timnas Belanda.

Kluivert sendiri menimba pengalaman dari pelatih yang jauh lebih berpengalaman, yakni Louis van Gaal. Bersama Van Gaal, Kluivert mengantar timnas Belanda ke putaran final Piala Dunia 2014 yang diselenggarakan di Brazil.

Kelolosan Der Oranje bukan sekadar asal lolos, tetapi bahkan sukses finish sebagai peringkat ketiga tanpa pernah kalah sekali pun! Kecuali satu kekalahan adu penalti dari Argentina di semifinal.

Pada 5 Maret 2015, Kluivert ditunjuk sebagai pelatih timnas Curacao jelang bergulirnya Kualifikasi Piala Dunia 2018. Bicentini tetap dipertahankan oleh federasi sepak bola Curacao (Federashon Futbol Korsou alias FFK), sehingga menjadi asisten Kluivert.

Kluivert sendiri lantas mencatatkan sejarah dengan membawa Curacao melaju hingga putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2018. Langkah La Pantera Azul harus terhenti karena kalah agregat 0-2 dari El Salvador.

Meski sebetulnya terhitung gagal, prestasi Kluivert adalah yang terbaik pernah ditorehkan pelatih-pelatih Curacao. Itu merupakan capaian tertinggi Selekshon di Futbol Korsou sepanjang partisipasinya di kualifikasi Piala Dunia.

September 2016, Kluivert memutuskan pergi dari Curacao demi melatih Ajax Junior yang diperkuat puteranya, Justin Kluivert. Momen inilah yang membuka jalan bagi Bicentini untuk menjadi pelatih kepala.

Dalam tempo setahun saja Bicentini sudah memberikan sederet prestasi akbar. Dia sukses membawa Curacao melaju ke putaran final Gold Cup 2017, kali pertama dalam 40 tahun terakhir, juga menjuarai Piala Karibia 2017.

Lalu torehan berikutnya tidak kalah mengagumkan, yakni lolos lagi ke putaran final Gold Cup edisi 2019 dan 2021. Artinya, Bicentini telah membawa Curacao naik kelas ke deretan tim papan atas Concacaf.

Tak hanya itu, Bicentini juga berhasil membawa Curacao merengkuh gelar juara Kings Cup 2019 di Thailand. Lalu juara ABCS Tournament 2021. Patut disebutkan pula, kesuksesan menembus League A Concacaf Nations League 2019/20 yang berisi tim-tim elite di zonanya.

Bicentini tidak mau mengambil semua kredit untuknya seorang. Lelaki berusia 54 tahun ini menyebutkan, pelatih-pelatih Curacao sebelum dirinya adalah mentor-mentor terbaik baginya dalam menangani tim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun