Menyusul kegagalan ini, banyak yang lantas menuding program Tur Nusantara sebagai salah satu penyebab buruknya performa timnas U19 di Piala Asia. Kala itu, Badan Tim Nasional PSSI memang merancang uji coba keliling Indonesia bagi Evan Dimas, cs.
Total 21 pertandingan dijalani Evan Dimas, cs. sebagai pemanasan sepanjang tahun. Di mana 13 laga di antaranya merupakan prakarsa BTN yang berlangsung sepanjang Februari hingga Maret 2014. Kebanyakan partai uji coba ini disiarkan langsung di tivi nasional.
Banyak pihak yang menuding PSSI menjadikan timnas U19 tak ubahnya sirkus. Tudingan yang tentu saja ditepis. Namun setidaknya Indra Sjafri sendiri pernah mengakui jika program Tur Nusantara tersebut kurang bermanfaat bagi timnya.
"Saya punya pengalaman tahun 2014, saya didesain uji coba Tur Nusantara 21 kali, tak pernah kalah, tapi manfaatnya kurang," kenang Indra, sebagaimana dikutip Kompas pada 16 November 2019.
Selain tur yang "kurang bermanfaat" tadi, sorotan berlebih pada Evan Dimas, cs. agaknya juga memberi pengaruh. Mereka sering tampil di berbagai acara televisi, seperti yang terjadi pada timnas U16 semalam, lalu jadi bintang iklan pula.
PSSI Masih Ditunggangi?
Saya tidak akan heran kalau ternyata maksud asli dari tampilnya timnas Indonesia U16 di stasiun televisi semalam bukanlah semata-mata untuk menyorot para pemain, tetapi justru pada oknum pengurus PSSI tertentu.
Saya menyebut "oknum pengurus PSSI" karena siapa lagi yang bisa dan punya kuasa membawa awak timnas U16 ke acara itu kalau bukan orang-orang ini. Nyatanya dalam rombongan tersebut juga terlihat Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PSSI, bukan?
Jujur saja, saya sempat mengernyitkan kening ketika melihat Ketua Umum PSSI dan Menpora ikut mengangkat piala saat seremoni di Stadion Maguwoharjo pada 12 Agustus lalu. Mengapa tidak membiarkan anak-anak saja yang melakukan selebrasi? Mengapa ada yang terkesan ingin sekali ikut tersorot kamera?
Kesan itu kembali tampak dalam acara tadi malam. Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PSSI duduk paling depan, sedangkan awak timnas di belakang. Alhasil, mereka berdualah yang paling jelas terlihat di layar kaca, bukannya para remaja yang telah berkeringat di atas lapangan.
Maka, jangan salahkan kalau kemudian muncul pikiran jelek ada oknum pengurus PSSI yang punya ambisi pribadi di luar sepak bola. Menjadi pengurus PSSI bukan untuk membesarkan sepak bola nasional, tetapi justru menungganginya demi popularitas personal.
Preseden itu sudah ada, kok. Bahkan terus berulang dari satu kepengurusan ke kepengurungan berikutnya. Googling sebentar saja kita bakal tahu siapa-siapa saja eks pengurus PSSI yang kemudian jadi pejabat atau mencalonkan diri sebagai pejabat.