Kelar urusan pekerjaan, saya sempatkan browsing sebentar mencari-cari referensi. Hasil berselancar biasa saya simpan dalam bentuk berkas teks di flashdisk. Begitulah ritme yang terus berulang hingga beberapa bulan awal di Pemalang.
Masalahnya, begitu bisnis online semakin ramai pembeli, saya musti terus-terusan terkoneksi dengan internet. Bahkan nyaris sepanjang hari musti online karena calon pembeli itu tidak mengenal waktu untuk berkirim pesan.
Tambahan lagi, kebanyakan calon pembeli lebih senang memakai aplikasi perpesanan Blackbery Messenger dan kemudian WhatsApp. Sedangkan saya waktu itu hanya membuka jalur pelayanan lewat SMS.
Di sisi lain, beban kerja sebagai penulis lepas juga menuntut saya harus update konten setiap hari. Malah sehari musti menulis minimal 8 judul. Artinya, saya musti terus-terusan tersambung dengan koneksi internet 7 hari sepekan, 30 hari sebulan.
Tak ingin kehilangan momentum, saya memberanikan diri mengambil ponsel Blackberry. Yang paling murah saja, yakni tipe Davis. "Sudah cukuplah itu," kata adik saya yang membantu membelikan di Jakarta, "yang penting bisa BBM-an dan juga WA."
Sebuah keputusan tepat. Calon pembeli yang bertanya-tanya jadi merasa lebih yakin karena saya bisa mengirim foto bahkan video produk yang mereka inginkan. Karena sudah yakin, mereka pun tidak ragu-ragu untuk membeli.
Sejak saat itu jumlah pesanan melonjak. Jumlah calon pembeli yang CLBK (chat lama beli kagak) menurun drastis. Omset meningkat, seiring dengan bertambahnya keuntungan bersih dari bulan ke bulan.
Namun itu hanya solusi bagi bisnis uang lama saya, yang kemudian ditangani istri setelah dia memutuskan keluar sebagai guru kontrak. Untuk urusan pekerjaan sebagai content writer, tidak sama sekali.
Padahal bagi saya menjadi penulis bukan sekadar pekerjaan, melainkan passion. Penghasilan bulanannya boleh saja lebih kecil dari keuntungan berdagang uang lama, tetapi rasa-rasanya ada yang kurang kalau saya tidak menulis dalam sehari.
Lagi pula urusan toko online sudah ditangani istri. Saya tak lebih sebagai kurir saja. Tugas saya mengemas pesanan yang masuk dan mengirimkan paket-paket tersebut ke agen JNE atau kantor pos. Ada banyak waktu luang bagi saya untuk mencari tambahan penghasilan sebagai content writer.
Saya sempat mencoba menulis lewat gawai Blackberry, tetapi menulis dengan papan ketik dan layar yang terlalu mungil itu sangat menyiksa. Belum lagi BB itu kan, inventaris toko online. Harus selalu siaga agar dapat langsung menjawab pertanyaan dari calon pembeli.