Mohon tunggu...
Eko Nurhuda
Eko Nurhuda Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja Serabutan

Peminat sejarah dan penikmat sepak bola yang sedang asyik berkebun di desa transmigrasi. Tulisannya pernah dimuat di Tabloid BOLA, BOLAVaganza, FourFourTwo Indonesia, detikSport, juga Jambi Ekspres, Telusuri.id dan Mojok.co. Sempat pula menelurkan beberapa buku seputar blog-internet juga berkecimpung di dunia novel online dan digital self-publishing.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengapa Bulan Ketujuh adalah Juli, Bukan September yang Berarti "Tujuh"?

9 Juli 2022   13:34 Diperbarui: 10 Juli 2022   10:05 2980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kalender Gregorian atau kalender Gregorius. Sumber? ANDREJ ISAKOVIC/AFP/Getty Images

Jumlah hari dalam setahun yang tadinya hanya 304, bertambah menjadi 355. Jumlah hari dalam setiap bulan juga dibuat setara, sehingga dua bulan pada musim dingin yang tadinya memiliki hari paling banyak dipecah-pecah.

Bulan setelah December tersebut diberi nama Januarius, yang kemungkinan diambil dari nama Dewa Janus sang penguasa langit. Sedangkan bulan baru satunya lagi diberi nama Februarius, tidak ada referensi dari apa atau siapa nama ini berasal.

Agar jumlah hari dalam kalender ini sesuai dengan tahun matahari yang berlaku pada saat itu, misalnya kalender Yunani, Numa Pompilius memerintahkan agar ditambahkan satu bulan khusus setiap dua tahun sekali.

Bulan tambahan tersebut diberi nama Mercedinus, ditempatkan setelah Februarius dan sebelum Martius. Jika pada suatu tahun ada tambahan bulan Mercedius, maka Februari hanya akan berjumlah 23 atau 24 hari. Sisa hari lainnya dimasukkan dalam Mercedius.

Bingung? Sama.

Pendek kata, kebijakan Numa Pompilius ini membuat kalender Romawi jadi berjumlah 12 dan 13 bulan secara berganti-ganti setiap dua tahun sekali. Jumlah hari dalam satu tahun kalender pun bertambah banyak.

Kaisar Narsis

Lalu, terjadilah perubahan lagi. Nama-nama beberapa bulan diubah, konon supaya terdengar lebih keren. Padahal aslinya ada kaisar Romawi yang ingin namanya diabadikan dalam kalender.

Mula-mula Julius Caesar, yang tercatat dalam sejarah sebagai salah satu kaisar agung Romawi. Sang kaisar mengusulkan agar awal tahun digeser ke bulan Januarius, bukan lagi Martius.

Usulan Caesar ini diajukan pada tahun 46 SM, kira-kira 708 tahun sejak Romawi berdiri. Setelah disetujui oleh Senat, perubahan pun dilakukan tahun berikutnya. Sejak 45 SM, awal tahun adalah tanggal 1 Januaris.

Tidak hanya itu perubahan yang dilakukan. Caesar juga mengatur jumlah hari dalam setiap bulan menjadi 31 dan 30 hari secara bergantian. Pengecualian berlaku pada Februari yang hanya berjumlah 28 hari atau 29 hari pada tahun kabisat.

Perubahan lainnya dari Caesar, sang kaisar mengganti nama Quintilis yang adalah bulan kelahirannya menjadi Julius. Kalender inilah yang dikenal sebagai Kalender Julian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun