Penulis Annia Ailani Nazamain dan Darwin H. Pangaribuan (Mahasiswa dan Dosen Jurusan Agronomi Hortikultura) Fakultas Pertanian Universitas Lampung
"Pemberian nutrisi menjadikan hal yang penting dalam sistem budidaya hidroponik. Penyesuaian nutrisi harus dilihat dari kebutuhan tanamannya, kandungan nutrisi nya pun terdiri dari hara makro dan mikro"
Banyaknya produk pertanian saat ini membuat masyarakat berbondong- bondong untuk melakukan penanaman produk pertanian yang bisa dikonsumsi serta bermanfaat bagi kesehatan.
Adapun produk pertanian yang sedang populer saat ini antara lain tanaman sayuran, tanaman sayuran banyak sekali kita temukan, namun ada tanaman sayuran yang memiliki segudang manfaat seperti banyak nya vitamin yang terkandung didalamnya, selain vitamin ada juga mineral, protein, lemak dan masih banyak lagi yang tidak bisa kita jelaskan satu persatu-satu (Cahyono, 2003).
Tanaman itu adalah tanaman sawi. Sawi sendiri memiliki rasa yang sangat segar ketika dikonsumsi, selain mudah dibudidayakan tanaman sawi juga tidak pilih-pilih lokasi untuk dilakukan penanamannya. Dataran tinggi dan dataran rendah sawi dapat hidup dengan subur.
Maka dari itu tanaman sawi sangat bermanfaat bukan, banyak nya permintaan masyarakat akan pembudidayaan tanaman tersebut dikarenakan tanaman sayuran yakni sawi sangat diperlukan untuk kesehatan tubuh kita.
Menindaklanjuti akan tinggi nya permintaan tersebut membuat pasar dari komoditas tanaman sawi menjadi melonjak dan terjadi kenaikan terus menerus.
Sebelum melakukan pembudidayaan tanaman sayuran maupun jenis tanaman lainnya, hal lain yang harus kita perhatikan adalah kondisi lahan yang akan digunakan. Dengan penambahan jumlah penduduk tiap tahun nya membuat lahan yang akan digunakan pun semakin menyempit. Lahan pertanian menjadi berkurang dan pembudidayaan tanaman yang dilakukan petani menjadi terhambat.
Solusi yang dapat kita lakukan adalah melakukan penanaman menggunakan media lain. Media yang dapat kita gunakan pun bukan hanya media tanah, kita dapat menggantikannya dengan media air.
Penanaman menggunakan media air dapat kita lakukan di lahan yang minim atau sempit. Pengembangan hasil pertanian tersebut yaitu disebut hidroponik (Subandi, 2014).
Pemberian nutrisi menjadikan hal yang penting dalam sistem budidaya hidroponik. Penyesuaian nutrisi harus dilihat dari kebutuhan tanamannya, kandungan nutrisi nya pun terdiri dari hara makro dan mikro. Larutan nutrisi organik dan anorganik sendiri banyak mengandung hara tersebut.
Pupuk organik atau yang sering disebut pupuk alami, seperti penggunaan air kelapa dan air leri untuk pencampuran pupuk organik cair menjadikan kombinasi yang sangat baik bagi tanaman. Air kelapa dapat dijadikan ZPT untuk tanaman, karena didalamnya ada kandungan vitamin selain hara yang terkandung dalam POC.
Kandungan air kelapa antara lain IAA 0,0039 %, GA3 0,0018 %, sitokinin 0,0017 %, kinetin 0,0053 % dan zeatin sebesar 0,0019 % (Rosniawaty et al, 2018). Pupuk organik cair yang sering dilakukan pembuatan yaitu pupuk organik cair daun lamtoro. Daun lamtoro diyakini memberikan manfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Pratiwi, 2009).
Manfaat dan Kandungan Ekstrak Daun Lamtoro
Daun lamtoro ternyata dapat digunakan untuk pembuatan pupuk organik cair. Selain daunnya yang banyak dijumpai di sekitaran lingkungan, ternyata daun lamtoro juga memiliki beragam manfaat nya antara lain sebagai nutrisi pada tanaman hidroponik.
Pupuk organik cair termasuk pupuk yang didalamnya ada komposisi kandungan unsur hara yang sangat lengkap. Keunggulan dari pupuk organik cair ini mudah unuk tersedianya kembali hara yang hilang dari adanya defesiensi hara, yang dimana artinya tumbuhan dapat langsung menyerap dengan cepat (Hadisuwito,2007).
Penggunaan pupuk organik dari ekstrak daun lamtoro (Leucaena leucocephala) diharapkan dapat meninggikan kandungan nitrogen (N) yaitu untuk pengisi penutrisian pertumbuhan mikroorganisme pupuk organik cair.
Keunggulan dari daun lamtoro (Leucaena leucocephala) untuk pupuk hijau yang guna nya untuk penyubur tanaman, sebesar 2,0-4,3 % banyaknya nitrogen yang terdapat pada daun lamtoro, Fosfor sebesar 0,2- 0,4 % dan kalium sebesar 1,3 -4,0 % . Semua hara yang terdapat dalam daun lamtoro termasuk kedalam unsur essensial yang bermanfaat untuk tanaman dalam pertumbuhan dan perkembangannya (Palimbungan, 2006).
Kombinasi AB mix 75% dan ekstrak daun lamtoro air kelapa 25% mampu menghasilkan pertumbuhan tanaman sawi yang setara dengan penggunaan AB-Mix 100%.
Hal tersebut karena didalam nutrisi dalam perlakuan tersebut cukup memenuhi kebutuhan tanaman sawi. Tanaman sawi sendiri harus mendapatkan pertumbuhan tanaman yang optimal, dikatakan optimal jika nutrisi yang diperlukan tanaman tersedia dalam jumlah yang cukup maupun seimbang. Air kelapa dapat dijadikan solusi untuk peningkatan pertumbuhan tanaman.
Air kelapa yang kita rasa tidak ada manfaatnya ternyata bisa dimanfaatkan sebagai penyiram tanaman. Air kelapa memiliki banyak kandungan seperti unsur hara, hormon alami dan mineral di dalamnya. Hormon alami nya yaitu auksin dan sitokinin yang memiliki fungsi untuk kemudahan dalam pembelahan sel pada tumbuhan serta didalamnya terdapat komposisi kimia dan penutrisian yang lengkap, mineral yang terdapat pada air kelapa seperti kalium, kalsium, natrium, magnesium dan lainnya.
Harapannya ketika air kelapa digunakan dalam penyiraman tanaman dapat membawakan dampak yang positif pada pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan (Permana, 2010).
Pemeliharaan tanaman sawi berupa mengontrol nutrisi yang berada di dalam ember seperti volume larutan, mengukur pH, dan mengukur kekentalan larutan. Hal ini harus selalu diperhatikan karena penyerapan unsur hara oleh tanaman dipengaruhi oleh konsentrasi larutan dan tingkat keasaman (pH) larutan. AB-Mix 75% + ekstrak daun lamtoro air kelapa memiliki nilai konsentrasi larutan sebesar 1288 ppm, yang sesuai dengan standar (1050-1400 ppm), dan tingkat keasaman (pH) sekitar 7,70 yang juga sesuai dengan standar (6,5-8,0) untuk tanaman sawi. Pengontrolan ini bertujuan untuk menjaga larutan nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanaman sawi . Ketika hara yang diserap sesuai, tanaman sawi pun akan tumbuh dan berkembang secara optimal.
Ekstrak daun lamtoro pengganti pupuk kimia
Dapat kita ketahui bahwa penggunaan pupuk kimia yang digunakan secara berleboihan memiliki dampak negatif bagi lingkungan maupun tanaman yang dihasilkan. Unsur hara menjadi tidak seimbang dan berdampak pada pencemaran air, maupun pemusnahan mikroorganisme.
Ekstrak daun lamtoro air kelapa 25% yang digunakan sebagai substitusi dalam larutan AB-Mix 75% merupakan alternatif yang tepat untuk nutrisi, seraya mengurangi penggunaan pupuk AB-Mix dalam budidaya hidroponik. Penggunaan pupuk AB-Mix yang diberikan berdampak juga pada biaya produksi yang kita keluarkan, dengan kita mengurangi penggunaan AB-Mix, kita juga dapat menghemat biaya produksi nya. Petani maupun masyarakat umum dapat menggunakan cara tersebut untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Kombinasi POC daun lamtoro dan air kelapa memberikan hasil tanaman sawi yang menyamai penggunaan AB-Mix 100%, Apalagi dengan pengkombinasian 75% AB Mix dan 25% Ekstrak daun lamtoro air kelapa dapat menghasilkan penanaman sawi yang optimal. Nutrisi terpenuhi dari kedua larutan, dan juga dapat mengurangi adanya pencemaran lingkungan yang ditimbulkan dari penggunaan pupuk kimia yang berlebihan. Selain itu kita dapat menghemat biaya produksi dan mengajak para petani maupun masyarakat umum untuk memanfaatkan kekayaan alam disekitar kita seperti daun lamtoro yang dapat kita olah menjadi pupuk organik cair yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.
Catatan penulis: Karya tulis popular ini telah diuji kemiripannya dengan “Turnitin Similarity Index” yaitu 9 %. Data Daftar Pustaka dan Data Turnitin tersedia. Video lapangan dari kegiatan ini, disajikan di bawah ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H