Mohon tunggu...
Darwin KangGURU
Darwin KangGURU Mohon Tunggu... Dosen - Agroteknologi, Universitas Lampung

PEMBELAJAR Pendidik dan PENDIDIK Pembelajar Menulis di Kompasiana untuk menunaikan misi hidup dan menisbahkan diri dengan zaman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Manajemen Pascapanen Tomat Menunjang Pertanian Berkelanjutan

5 Juni 2024   14:41 Diperbarui: 5 Juni 2024   15:08 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pristy Christiana (2024)

Namun demikian, tomat dapat terkena dampak buruk apabila terpapar suhu yang sangat rendah. Cidera dingin (Chilling injury) dapat terjadi jika tomat disimpan pada suhu di bawah 10C. Akibat dari cidera dingin antara lain pelunakan, rasa menjadi hambar, dan mempercepat pembusukan (Cantwell, 2009).

Sumber: Pristy Christiana (2024)
Sumber: Pristy Christiana (2024)

Tomat memiliki kandungan air yang sangat tinggi dan rentan terhadap penyusutan setelah panen. Arah, et al. (2015) menyatakan bahwa kerutan pada tomat dapat terlihat apabila kelembaban di sekitarnya menurun karena meningkatnya evapotranspirasi. Sandhya (2010) berpendapat bahwa, nilai kelembaban relatif (RH) optimal untuk tomat hijau matang berada pada kisaran 85--90%(v/v) dan 90--95%(v/v) untuk tomat matang yang lebih kencang. 

Peningkatan kelembaban relatif dalam penyimpanan dapat mengurangi penurunan bobot dan mencegah tomat mengkerut. Namun, kondisi penyimpanan jenuh sempurna (RH = 100%) harus dihindari, karena dapat memicu pertumbuhan dan perkembangan jamur.

Pengaplikasian Calcium Clorida berpengaruh terhadap kualitas tomat setelah panen. Vicente, et al. (2014) menyatakan bahwa Calcium Clorida (CaCl2) berkontribusi dalam meningkatkan kekerasan dinding buah tomat, serta dapat memperpanjang umur simpan dengan memperlambat pelunakan jaringan dinding sel dan meminimalisir kerja enzim pendegradasi dinding sel.

 Faktor keempat adalah kombinasi gas yang terdapat dalam lingkungan penyimpanan tomat. Artes (2006) mengungkapkan bahwa komposisi gas optimal pada lingkungan penyimpanan yang dibutuhkan untuk menghambat penuaan tomat adalah 3-5 % (v/v) O2, 1-3% (v/v) CO2, dan 94-96% (v/v) Nitrogen. 

Faktor yang terakhir yang berpengaruh pada penanganan pascapanen tomat adalah cedera mekanis. Miller (2002) berpendapat bahwa  efek dari cedera mekanis pada buah bersifat kumulatif. Cedera mekanis dapat menyebabkan kerusakan struktur sel dan disertai dengan meningkatnya aktivitas metabolisme yang tidak diinginkan seperti produksi etilen, percepatan laju respirasi, dan pematangan. 

Oleh karena itu penting untuk memperhatikan penanganan komoditas tomat pada saat kegiatan panen dan pascapanen sehingga dapat meminimalisir cedera mekanis untuk menghindari kerugian.

Kesimpulan

Kualitas pascapanen dan umur simpan tomat bergantung pada praktik penanganan pascapanen. Praktik penanganan pascapanen seperti pemanenan, pendinginan awal, pembersihan dan disinfeksi, penyortiran dan grading, pengemasan, serta transportasi berperan penting dalam menjaga kualitas dan memperpanjang umur simpan tomat. 

Selain itu, penting untuk memahami dan mengelola faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas tomat setelah panen, yaitu: temperatur, kelembaban udara, aplikasi Calcium Clorida, kombinasi gas, dan penanganan fisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun