Mohon tunggu...
Ananda Maulina
Ananda Maulina Mohon Tunggu... Lainnya - Saya hanya seorang ibu rumah tangga yang kebetulan gemar membaca dan menulis

Saya tipikal orang yang periang, humoris. Menyukai jalan-jalan ke tempat-tempat yang tidak begitu ramai.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cara Gampang Untuk Menjadi Kaya Versi Anto

17 Januari 2025   17:57 Diperbarui: 17 Januari 2025   17:57 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Bu, kenapa ya orang susah seperti kita selalu direndahkan orang ?" tanya seorang anak laki-laki yang bernama Anto terhadap ibunya.

Bu Rasmi, yang sedang menjerang air seketika menoleh,"Kenapa kamu ngomong begitu ?"

"Kemarin aku di sekolah dimarahin orang kaya, gara-gara aku memegang mobil orang itu," jawab Anto dengan wajah murung.

Mendengar cerita anaknya, mata Bu Rasmi berkaca-kaca. Ia meraih tangan anaknya, lalu mendekap tubuh kurus itu.

"Maafkan Ibu, Nak. Belum bisa memberikan yang layak untuk kamu," ucapnya dengan air mata yang mulai luruh.

"Bu, nanti kalo sudah besar, aku pengen jadi orang kaya, biar bisa beli mobil dan punya rumah yang bagus."

Bu Rasmi semakin tergugu mendengar omongan anaknya itu, hatinya terasa perih bagai tersayat sembilu. Ia sadar, selama ini dirinya belum bisa memberikan yang layak untuk buah hatinya tersebut. Apalagi sejak suaminya meninggal karena tenggelam di laut ketika sedang mencari ikan. Tangisnya semakin pecah sambil memeluk sang anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

"Ibu selalu mendo'akanmu nak, agar kelak kamu menjadi orang yang sukses. Sehinggakamu bisa hidup enak, dan bahagia. Tidak seperti sekarang," ucap Bu Rasmi di sela-sela isak tangisnya.

"Kata orang, kalo mau jadi orang kaya itu gampang,"

Seketika Bu Rasmi diam,"Maksudmu ? Gampang gimana, Nak ?"

Anto mendongak menatap ibunya.

"Kalo mau menjadi orang kaya, kita tinggal memilih, mau jadi pemuja setan, atau jadi koruptor ."

Sontak saja mata Bu Rasmi terbelalak dengan mulut menganga, kaget mendengar ucapan anaknya yang dirasa belum pantas mengetahui hal-hal seperti itu. Anto masih duduk di kelas 5 SD !!

"Kamu dengar darimana itu ?"

"Dari si abang yang jualan di sekolah aku, Bu. Dia melihat waktu aku dimarahi sama yang punya mobil. Lalu si abang itu ngomong begitu sama aku."

Bu Rasmi menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu mengangkat dagu sang anak. Ditatapnya manik  mata polos milik Anto.

"Jangan kamu anggap benar omongan si abang itu. Jelas itu omongan yang salah. Kalo itu betul, kenapa tidak dia lakukan ? Seorang pemuja setan, ataupun koruptor...meskipun hidupnya kaya raya, tapi tidak akan mendatangkan keberkahan. Karena hal itu mendurhakai Tuhan. Jika tidak dihukum di dunia, maka kelak pasti akan dihukum di akhirat. Kamu faham kan, Nak ?"

Anto mengangguk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun