Sampai saat ini yang paling saya sesalkan adalah bahwa realitasnya belum tentu setiap orang mendapatkan keberuntungan untuk bertemu dengan kelompok tarekat yang bener.
Ada banyak kisah dimana seseorang bergabung dengan suatu kelompok yang menggolongkan dirinya sebagai kelompok tarekat tetapi seringkali ternyata bukan. Pemimpin kelompoknya ternyata bukan benar-benar seorang Mursyid.
Mursyid itu menurut saya tidak bisa diwariskan apalagi digantikan melalui mekanisme keorganisasian. Keotentikan seorang Mursyid itu tidak bisa dibuktikan dari pakaiannya atau komat-kamitnya tapi dari semangat, sikap dan perilaku murid-muridnya.
Mursyid yang benar itu adalah pejalan sufi yang menurut saya benar-benar sudah mencapai tingkatan yang sangat dekat dengan Allah SWT.
Bahkan menurut pemahaman sufi yang saya tahu, sang Mursyid itu mengikat komitmen dengan Allah SWT untuk bisa mengajak orang lain ikut mendekat kepada Allah SWT.
Ketemu 'pejalan sufi' individu
Lama setelah peristiwa itu, secara perlahan saya mulai mencoba jadi orang baik. Belajar dari sekitar dan akhirnya berubah dari yang tadinya berorientasi pada surga sekarang BERUSAHA untuk mencapaiNYA.
Saya pernah bertemu dengan sedikit orang yang saya kategorikan sebagai pejalan sufi individu. Dan saya banyakbelajar dari mereka.
Yang saya amati dari mereka, selain kekuatan keimanannya, adalah wajah yang berseri, sikap hidup dan perilakunya yang baik dan.. ternyata permintaan mereka sering dikabulkan oleh Allah SWT. Tanpa bacaan khusus!
Berusaha mendekat kepada Allah SWT dengan cara sendiri tentu saja akan lebih sulit jika dibandingkan dengan menggunakan pembimbing atau sang Mursyid.
Tapi, beginilah saya.. saya bukan seorang sufi beneran.. saya hanya mengikuti hati saya untuk selalu berusaha mendekat dan mendekat lebih dekat.. sebisa-bisanya.. kepada Allah SWT.