(sumber: http://www.rachelcorrie.org/) (Sebelum membaca tulisan ini, harap membaca dulu tulisan sebelumnya secara urut yaitu : Propaganda Negatif Terhadap Israel !? dan Pernah Adakah Pembersihan Etnik Palestina !?)
Anda pasti sudah mengetahui kalau ada kapal lain lagi yang sedang menuju Gaza kan ? Ya, nama kapal itu adalah Rachel Corrie.
"Kami berinisiatif mendobrak blokade Israel terhadap satu setengah juta warga Gaza. Misi kami tidak berubah dan ini menjadi misi 'flotilla' terakhir," kata Greta Berlin, aktivis Gerakan Pembebasan Gaza yang berbasis di Siprus ini seperti dilaporkan oleh Kompas.
Berikut laporan selanjutnya dari Kompas
Kapal Rachel Corrie semula adalah kapal dagang yang dibeli para aktivis pro-Palestina dan sudah diberangkatkan dari Malta, Senin.
Di atas kapal itu terdapat 15 aktivis, termasuk pemenang Nobel Perdamaian Irlandia Utara, Mairead Corrigan-Maguire; mantan diplomat senior PBB asal Irlandia, Denis Halliday; dan beberapa warga Irlandia lainnya.
"Pemerintah (Irlandia) sudah resmi meminta Pemerintah Israel agar mengizinkan kapal milik Irlandia merampungkan perjalanannya dan menurunkan pasokan bantuan kemanusiaannya di Gaza," kata Perdana Menteri Irlandia Brian Cowen kepada parlemen di Dublin.
Pihak penyelenggara pelayaran MV Rachel Corrie mengatakan, kapal itu mengangkut peralatan medis, kursi roda, barang sekolah, dan semen, bahan bangunan yang selama ini justru dilarang Israel memasuki Gaza.
Mudah-mudahan rencana kali ini berhasil ya.. Teriring doa dari kami semua yang menginginkan terlepasnya penderitaan yang dialami jutaan rakyat Palestina terlepas apakah kristiani ataupun muslim.
Saya percaya bahwa Tuhan senang pada orang yang bersabar dalam kebenaran..
Siapakah Rachel Corrie ?
Aliene Rachel Corrie (April 10, 1979 - 16 Maret 2003) adalah orang Amerika anggota dari Gerakan Solidaritas Internasional (ISM). Rachel Corrie terdaftar sebagai siswa di Evergreen State College. Dia telah mengambil libur satu tahun dan melakukan perjalanan ke Jalur Gaza selama Intifadah Kedua.
Rachel Corrie tewas di Jalur Gaza oleh buldoser Angkatan Pertahanan Israel (IDF) ketika mencoba untuk mencegah pasukan IDF melakukan penghancuran rumah lokal Palestina Samir Nasrallah. IDF telah mengklaim bahwa kematian disebabkan keterbatasan sudut pandang pengemudi D9 bulldozer. New York Times mengatakan Corrie dan yang lain bertindak sebagai "perisai manusia. "
Heran yaaa.. Sudah tahu ada Rachel Corrie dan kawan-kawan yang bertindak sebagai perisai hidup tapi cuek aja tuh buldoser jalan terus. Bukannya, dipindahin dulu tuh si Rachel Corrie. Dengan santainya bilang karena gak kelihatan. Benar-benar Insane !
Salah satu kesaksian tentang tewasnya Rachel Corrie
Ada banyak cerita tentang proses terjadinya dibuldosernya Rachel Corrie. Salah satunya adalah dari International Solideraty Movement dimana Rachel Corrie menjadi anggotanya. Silahkan baca juga di http://palsolidarity.org/2003/03/125/
The closest eye witness account on the murder of Rachel Corrie.by Tom Dale March 17, 2003
Many of you will of heard varying accounts of the death of Rachel Corrie, maybe others will have heard nothing of it. Regardless, I was 10 metres away when it happened 2 days ago, and this is the way it went.
[Kebanyakan dari Anda telah mendengar berbagai laporan tentang kematian Rachel Corrie, mungkin malah yang lain sama sekali belum mendengarnya. Diluar itu, saat itu saya berada 10 meter jauhnya ketika peristiwa itu terjadi 2 hari yang lalu dan beginilah ceritanya.]
We’d been monitoring and occasionally obstructing the 2 bulldozers for about 2 hours when 1 of them turned toward a house we knew to be threatened with demolition. Rachel knelt down in its way. She was 10-20 metres in front of the bulldozer, clearly visible, the only object for many metres, directly in it’s view. They were in Radio contact with a tank that had a profile view of the situation. There is no way she could not have been seen by them in their elevated cabin. They knew where she was, there is no doubt.
[Kami sedang memonitor dan kadang-kadang menghalangi 2 buldoser sekitar 2 jam ketika tiba-tiba 1 dari buldoser tersebut berbalik kearah rumah yang kami ketahui terancam akan dihancurkan. Rachel kemudian berlutut di jalan yang akan dilalui Buldozer. Dia sekitar 10-20 meter didepan buldozer, dapat terlihat dengan jelas, karena satu-satunya objek dalam jarak sekian meter. Mereka berkomunikasi melalui radio dengan Tank yang memiliki view profile situasi disitu. Sangat tidak mungkin, Rachel Corrie tidak terlihat oleh mereka dari kabin yang posisinya diatas. Mereka tahu dimana posisi Rachel Corrie berada, tidak ada keraguan sama sekali soal itu.]
The bulldozer drove toward Rachel slowly, gathering earth in its scoop as it went. She knelt there, she did not move. The bulldozer reached her and she began to stand up, climbing onto the mound of earth. She appeared to be looking into the cockpit. The bulldozer continued to push Rachel, so she slipped down the mound of earth, turning as she went. Her faced showed she was panicking and it was clear she was in danger of being overwhelmed. All the activists were screaming at the bulldozer to stop and gesturing to the crew about Rachel’s presence. We were in clear view as Rachel had been, they continued. They pushed Rachel, first beneath the scoop, then beneath the blade, then continued till her body was beneath the cockpit. They waited over her for a few seconds, before reversing. They reversed with the blade pressed down, so it scraped over her body a second time. Every second I believed they would stop but they never did.
[Buldozer disetir kearah Rachel pelan-pelan, mengait dan mengumpulkan tanah yang dilewatinya didalam scoop nya. Rachel tetap berlutut, dia tidak bergerak sama sekali. Buldozer mencapai/mengenai Rachel dan dia mulai berdiri berusaha menaiki gundukan tanah yang menimbunnya. Dia kelihatannya berusaha melihat ke arah kokpit. Buldozer tetap saja melanjutkan untukmendorong Rachel, sehingga dia terpeleset jatuh ke dalam gundukan tanah, dia mencoba berbalik. Wajahnya terlihat kalau dia sedang panik dan jelas sekali kalau dia sedang kewalahan menghadapi situasi berbahaya itu. Semua aktivis yang lain berteriak ke buldozer untuk berhenti dan memberikan tanda kepada crew buldozer tentang keberadaan Rachel. Kami dalam posisi pandangan yang jelas seperti halnya Rachel, tapi mereka tetap melanjutkan. Mereka mendorong Rachel, pertamakali terdorong kebawah scoop, lalu berada dibawah blade (bagian runcing) berlanjut sampai posisinya dibawah posisi cockpit buldozer berada.  Beberapa detik Buldozer itu berhenti tepat diatas tubuh Rachel, sebelum akhirnya berbalik. Buldozer itu bergerak mundur dengan posisi blade-nya menghujam kebawah sehingga menggores tubuhnya untuk keduakalinya. Saya yakin kalau mereka bisa berhenti setiap saat, tetapi mereka tidak melakukannya]
I ran for an ambulance, she was gasping and her face was covered in blood from a gash cutting her face from lip to cheek. She was showing signs of brain hemorrhaging. She died in the ambulance a few minutes later of massive internal injuries. She was a brilliant, bright and amazing person, immensely brave and committed. She is gone and I cannot believe it.
[Saya berlari ke ambulan, Rachel terengah-engah dan wajahnya tertutup darah dari luka yang memotong wajahnya dari bibir ke pipi. Dia menunjukkan tanda-tanda pendarahan otak. Dia meninggal di ambulan beberapa menit kemudian karena luka yang masif di bagian dalam tubuhnya. Dia seorang yang brilian, cemerlang dan pribadi yang menakjubkan, sangat pemberani dan berkomitmen. Dia telah pergi dan saya tidak dapat mempercayai kepergiannya itu.]
The group here in Rafah has decided that we will stay here and continue to oppose human rights abuses as best we can. I want to add that more than 10 palestinians have died in the Gaza strip since Rachel.
[Kelompok kami di Rafah telah memutuskan bahwa kami akan tetap tinggal disini dan terus melawan pelanggaran HAM sebisa mungkin. Saya ingin menambahkan bahwa lebih dari 10 orang palestina telah tewas di Jalur Gaza sejak peristiwa Rachel.]
If you’re wandering about Rachel: her writings, photos of her and statements on her death are available on the below website. More photos: go to yahoo news section, search for photos by ‘rachel’.
[Jika kamu ingin tahu tentang Rachel: tulisanya, fotonya dan pernyataan tentang kematiannyatersedia di website dibawah. Untuk foto yang lebih banyak: pergi ke yahoo news section, cari foto dengan kata pencarian 'rachel'.]
If you’re wandering about the International Solidarity Movement: www.palsolidarity.org
[Jika kamu ingin tahu tentang International Solidarity Movement: www.palsolidarity.org]
If you’re wandering about Rafah: in the southern Gaza strip, next to the Egyptian border. Apart from suffering in excess from the problems all over Palestine: Israeli manipulation of the water supply, economic strangulation, regular shootings and army operations, Rafah is afflicted by the building of an extra border wall. It has caused hundreds of homes to be destroyed. The house in question, that of a doctor, like dozens of others in the area is not set to be demolished because of any supposed link to militants. Only because it lies within 100 metres of the new border wall, currently in construction. Families receive no compensation from Israel, and are frequently given just a few minutes warning in the form of live ammunition being shot through the walls of their house.
[Jika kamu ingin tahu tentang daerah Rafah: letaknya di jalur gaza selatan kearah perbatasan dengan Mesir. Terlepas dari penderitaan yang sangat dari semua masalah yang dihadapi Palestina seperti manipulasi Israel terhadap pasokan air, pencekikan perekonomian, penembakan rutin dan operasi militer, Rafah menderita karena pembangunan tambahan tembok perbatasan. Hal itu menyebabkan ratusan rumah harus dihancurkan. Lusinan rumah dihancurkan bukan karena dicurigai ada hubungannya dengan militan tetapi hanya karena berada didalam area 100 meter dari tembok perbatasan yang baru, yang saat ini sedang dalam konstruksi. Keluarga yang menempati tidak menerima kompensasi dari Israel, dan seringkali menerima peringatan mendadak dalam bentuk ditembaki peluru tajam melalui dinding rumah mereka.]
Mantap banget deh Israel yak ?.. Langsung terbayang bagaimana rasanya penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina setempat..
Foto-foto tewasnya Rachel Corrie
Berikut saya tampilkan foto-foto yang terkait dengan peristiwa tewasnya Rachel Corrie. Semuanya saya dapatkan dari Google:
Hiks.. hiks.. hiks.. Mungkin Gandhi pun tidak akan berhasil jika menghadapi Israel !
Kelihatannya percuma ya jadi warga negara US, Kenapa? Karena kalau urusannya dengan Israel kelihatannya Pemerintah US tidak berdaya
Damai besertamu Sista ! hiks..
Kesimpulan
Selain Rachel Corrie, ada banyak lagi orang yang bukan asli Palestina yang tewas di tangan Israel. Namun peristiwa tewasnya Racel Corrie relatif masih baru dan namanya menjadi lebih diingat karena digunakan sebagai nama kapal berikutnya yang akan membawa bantuan untuk 1,5 juta warga Gaza yang selama ini diisolasi oleh Israel.
Sekali lagi tulisan ini bukan untuk menciptakan perkelahian diantara sesama kita tapi hanya sekedar mengingatkan bahwa masalah Palestina - Israel sudah berlarut-larut dan terus akan membawa korban-korban baru berikutnya.
Tak ada satupun alasan agama atau ras yang dapat membuat kita berpangkutangan tanpa empati begitu juga tidak ada satupun alasan agama dan ras yang membuat kita harus memusuhi agama atau ras tertentu.
Kita bisa saja menipu hati kita sendiri dengan segala macam justifikasi, tapi Tuhan tahu apa yang sedang terjadi dan kita tahu bahwa kita tak akan pernah berhasil menipu Tuhan.
Diperlukan kesabaran agar tidak memusuhi ras atau agama tertentu dan dibutuhkan kejujuran dari hati yang paling dalam agar kita tidak berdiam seribubasa.
Bangsa ini pasti memiliki masalah, tetapi apakah kita harus menunggu semua masalah internal kita selesai untuk menunjukkan bahwa kita care kepada orang-orang yang tertindas ?
Salam Kompasiana (We don't have to be a nazi or a revisionist or a Jew-hater to be critical of Israel)
Sumber:
- Kompas
- http://en.wikipedia.org/wiki/Rachel_Corrie
- http://www.rachelcorrie.org/
- http://rachelcorriefoundation.org/
- http://electronicintifada.net/
- http://palsolidarity.org
JANGAN KETINGGALAN !
Baca juga tulisan Sahabat Limantina_sihaloho berjudul "Pengungsi Palestina 1948 Masih Menyimpan Kunci Rumah Mereka"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H