I ran for an ambulance, she was gasping and her face was covered in blood from a gash cutting her face from lip to cheek. She was showing signs of brain hemorrhaging. She died in the ambulance a few minutes later of massive internal injuries. She was a brilliant, bright and amazing person, immensely brave and committed. She is gone and I cannot believe it.
[Saya berlari ke ambulan, Rachel terengah-engah dan wajahnya tertutup darah dari luka yang memotong wajahnya dari bibir ke pipi. Dia menunjukkan tanda-tanda pendarahan otak. Dia meninggal di ambulan beberapa menit kemudian karena luka yang masif di bagian dalam tubuhnya. Dia seorang yang brilian, cemerlang dan pribadi yang menakjubkan, sangat pemberani dan berkomitmen. Dia telah pergi dan saya tidak dapat mempercayai kepergiannya itu.]
The group here in Rafah has decided that we will stay here and continue to oppose human rights abuses as best we can. I want to add that more than 10 palestinians have died in the Gaza strip since Rachel.
[Kelompok kami di Rafah telah memutuskan bahwa kami akan tetap tinggal disini dan terus melawan pelanggaran HAM sebisa mungkin. Saya ingin menambahkan bahwa lebih dari 10 orang palestina telah tewas di Jalur Gaza sejak peristiwa Rachel.]
If you’re wandering about Rachel: her writings, photos of her and statements on her death are available on the below website. More photos: go to yahoo news section, search for photos by ‘rachel’.
[Jika kamu ingin tahu tentang Rachel: tulisanya, fotonya dan pernyataan tentang kematiannyatersedia di website dibawah. Untuk foto yang lebih banyak: pergi ke yahoo news section, cari foto dengan kata pencarian 'rachel'.]
If you’re wandering about the International Solidarity Movement: www.palsolidarity.org
[Jika kamu ingin tahu tentang International Solidarity Movement: www.palsolidarity.org]
If you’re wandering about Rafah: in the southern Gaza strip, next to the Egyptian border. Apart from suffering in excess from the problems all over Palestine: Israeli manipulation of the water supply, economic strangulation, regular shootings and army operations, Rafah is afflicted by the building of an extra border wall. It has caused hundreds of homes to be destroyed. The house in question, that of a doctor, like dozens of others in the area is not set to be demolished because of any supposed link to militants. Only because it lies within 100 metres of the new border wall, currently in construction. Families receive no compensation from Israel, and are frequently given just a few minutes warning in the form of live ammunition being shot through the walls of their house.
[Jika kamu ingin tahu tentang daerah Rafah: letaknya di jalur gaza selatan kearah perbatasan dengan Mesir. Terlepas dari penderitaan yang sangat dari semua masalah yang dihadapi Palestina seperti manipulasi Israel terhadap pasokan air, pencekikan perekonomian, penembakan rutin dan operasi militer, Rafah menderita karena pembangunan tambahan tembok perbatasan. Hal itu menyebabkan ratusan rumah harus dihancurkan. Lusinan rumah dihancurkan bukan karena dicurigai ada hubungannya dengan militan tetapi hanya karena berada didalam area 100 meter dari tembok perbatasan yang baru, yang saat ini sedang dalam konstruksi. Keluarga yang menempati tidak menerima kompensasi dari Israel, dan seringkali menerima peringatan mendadak dalam bentuk ditembaki peluru tajam melalui dinding rumah mereka.]
Mantap banget deh Israel yak ?.. Langsung terbayang bagaimana rasanya penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina setempat..