Al-muhafazhatu ala al qadim shalih wal al akhdu bi al jadidi al ashlah. Kaidah ini kaidah lainnya yang menjadi dasar NU dalam menghadapi tantangan modernitas, arus liberalisme hingga hantaman gelombang teknologi informasi seperti saat sekarang ini. Kaidah ini pula yang menjadikan NU lebih fleksibel sehingga tetap bisa leading di berbagai zaman.
Saat ini, Kiai-kiai di NU telah melakukan banyak melakukan gebrakan untuk memajukan NU. Gebrakan ini disebut sebagai program strategis NU. Ada banyak program strategis NU tapi yang penulis ambil hanya dua. Pertama. Di bidang akademik, NU mendirikan banyak Universitas dan Perguruan Tinggi untuk pemerataan warga Nahdliyyin di bidang pendidikan tinggi.Â
Sektor pendidikan harus menjadi basis untuk memanfaatkan potensi besar jama'ah Nahdliyyin yang banyak itu. Di samping itu, santri-santri dan anak-anak muda NU digenjot untuk belajar ke luar negeri. Melalui program beasiswa, anak-anak muda NU dapat mempelajari ilmu pengetahuan yang ada di Barat (Eropa) ataupun dari Timur (Cina, Jepang, Korea) dalam rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang ada di NU.
Kedua. Di bidang ilmu pengetahuan, kader-kader muda NU telah terjun melakukan banyak riset di bidang sains dan teknologi. Upaya ini dilakukan semata-mata untuk mendorong NU dapat menguasai sains dan teknologi.Â
Kini, berkat program strategis NU di bidang sains dan teknologi, telah banyak kader-kader NU yang terlibat dalam dunia riset bahkan menentukan dalam dunia riset. Ilmuan-ilmuan yang bekerja dalam pentas nasional banyak dari kalangan NU.Â
Dari sisi teknologi, anak-anak muda kini banyak bergelut pada bisnis startup, usaha micro-digital, hingga bekerja di bidang software developer. Hasilnya kita bisa rasakan hari ini. NU kini telah memiliki aplikasi database NU; KartaNU, aplikasi NU Online, bahkan aplikasi dakwah bernama Dakwah Digital; DakwahNU.
Semua ini adalah langkah strategis bagaimana memajukan organisasi dan menjadikan NU tetap dapat survive menghadapi berbagai tantangan zaman. Dengan menggunakan pendekatan pendidikan, sains, ataupun perangkat teknologi, tugas NU mendakwahkan Islam ramah bukan marah-marah, Islam merangkul tidak suka memukul, Islam terpuji bukan mencaci (Islam rahmatan lil alamin) akan lebih mudah dan cepat tersampaikan. Olehnya itu, kunci menghadapi era serba cepat ini adalah keterbukaan (open minded) dan NU sudah melakukan itu. Tanpa keterbukaan, mustahil NU bisa semaju seperti sekarang. Itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H