Mohon tunggu...
BUNGA DEA RANIA RIZKI
BUNGA DEA RANIA RIZKI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223010147

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB | Dosen Pengampu: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak | Universitas Mercu Buana Jakarta | Prodi S1 Akuntansi | Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 1 - Menjadi Sarjana dan Menciptakan Etika Kebahagiaan Menurut Aristoteles

9 Oktober 2024   22:35 Diperbarui: 25 Oktober 2024   07:37 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MENJADI SARJANA DAN MENCIPTAKAN ETIKA KEBAHAGIAAN MENURUT ARISTOTELES

Pendidikan tinggi menjadi pintu gerbang menuju banyak peluang kehidupan. Menjadi seorang sarjana bukan hanya tentang mendapatkan gelar akademis, melainkan juga tentang membentuk diri sebagai individu yang berpikir kritis dan bermoral, siap berkontribusi dalam masyarakat. Dalam konteks ini, konsep kebahagiaan menurut filsuf Yunani kuno, Aristoteles, menjadi relevan.

Etika kebahagiaan atau "eudaimonia" yang digagas oleh Aristoteles mengajarkan tentang kebahagiaan yang dicapai melalui praktik kebajikan dan kehidupan yang baik. Dalam esai ini, kita akan membahas apa itu etika kebahagiaan Aristoteles, mengapa penting bagi sarjana, dan bagaimana konsep ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, Aristoteles menekankan bahwa kebahagiaan sejati tidak terlepas dari hubungan manusia dengan orang lain dan lingkungannya. Sebagai makhluk sosial (zoon politikon), manusia hanya bisa mencapai kebahagiaan dalam konteks komunitas yang sehat dan harmonis. Menjadi sarjana bukan hanya tentang pencapaian individu, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa berperan dalam menciptakan tatanan sosial yang baik. 

Dalam kehidupan yang lebih luas, kebahagiaan seseorang terikat pada kontribusi yang mereka berikan pada kesejahteraan masyarakat dan keseimbangan sosial. Oleh karena itu, tanggung jawab sosial seorang sarjana adalah bagian integral dari etika kebahagiaan Aristoteles, yang mengajarkan bahwa kebahagiaan bukanlah tujuan yang egois, melainkan upaya bersama untuk mencapai kebaikan yang lebih besar.

WHAT

APA ITU ETIKA KEBAHAGIAAN ARISTOTELES?

PPT Modul Dosen Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak 
PPT Modul Dosen Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak 
PPT Modul Dosen Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak 
PPT Modul Dosen Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak 

Aristoteles, salah satu filsuf paling berpengaruh dalam sejarah filsafat Barat, mendefinisikan kebahagiaan sebagai "eudaimonia", yang sering diterjemahkan sebagai "kesejahteraan" atau "kebahagiaan yang bermakna". 

Namun, eudaimonia lebih dari sekadar perasaan senang atau pencapaian kenikmatan sementara. Aristoteles memandang eudaimonia sebagai tujuan akhir dari kehidupan manusia, yang hanya bisa dicapai melalui realisasi penuh potensi seseorang dan praktik kebajikan.

Menurut Aristoteles, kebahagiaan adalah kondisi di mana seseorang menjalani hidup sesuai dengan kebajikan (virtue). Dalam bukunya Nicomachean Ethics, ia membedakan antara dua jenis kebajikan: kebajikan intelektual (intellectual virtue) dan kebajikan moral (moral virtue). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun