Mohon tunggu...
Bunga Azalia Ramadhani
Bunga Azalia Ramadhani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hukum

Be kind, because the kindness will return to us

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Dari Globalisasi terhadap Perilaku Generasi Milenial di Indonesia

20 Januari 2021   11:37 Diperbarui: 20 Januari 2021   12:12 2431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pengertian globalisasi sendiri diambil dari kata global yang artinya universal. Menurut Selo Soemardjan, globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama. 

Globalisasi merupakan suatu kecenderungan masyarakat terutama di kota-kota besar untuk menyatu dengan dunia dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, pariwisata, dan media komunikasi massa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBHI), globalisasi didefinisikan sebagai fenomena atau gejala yang menjadikan dunia menjadi lebih kecil dari segi hubungan manusia. Hal ini didasarkan pada perkembangan teknologi yang terjadi begitu pesat pada era globalisasi.

Kehadiran globalisasi tentunya membawa dampak bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Dampak tersebut meliputi dua sisi yaitu dampak positif dan dampak negatif, kedua hal ini yang juga akan berdampak kepada perilaku generasi milenial terutama remaja. Penjelasan lebih lanjut terkait dampak-dampak dari globalisasi terhadap perilaku generasi milenial yaitu sebagai berikut.

  • Pengertian Gloablisasi

      Pengertian dari Globalisasi itu sendiri adalah suatu rangkaian proses integrasi internasional yang menjadikan batasan antar negara menjadi hilang, maksudnya adalah masyarakat dapat membaur menjadi suatu kesatuan dengan skala internasional karena media komunikasi akan mempermudah masyarakat dalam berhubungan dengan dunia luar. Sedangkan Menurut Wikipedia, Globalisasi diartikan sebagai proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya.

      Globalisasi bukanlah suatu fenomena baru melainkan sebuah proses, sebab proses globalisasi ini sebenarnya telah ada sejak dulu. Pada akhir abad ke-19 dan pada awal abad ke-20 arus globalisasi semakin berkembang pesat di berbagai negara ketika mulai ditemukannya teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi. Pada abad ke-20 perkembangan teknologi dapat dikatakan semakin pesat, hal ini ditandai dengan menyebarnya internet ke seluruh pelosok wilayah dan bahkan saat ini telah menjamur telepon genggam atau biasa kita dengar dengan kata handphone. Adapun pengertian globalisasi menurut para ahli, yaitu sebagai berikut :

Menurut ahli Princenton N. Lyman

Globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara didunia dalam hal perdagangan dan keuangan.

Menurut ahli asal Indonesia Achmad Suparman

Globalisasi adalah sebuah proses menjadikan sesuatu benda atau perilaku sebagai ciri dan setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.

 

     Maka dari pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa Globalisasi adalah suatu proses pertumbuhan setiap individu sebagai suatu ciri yang lebih modern dan saling ketergantungan satu sama lain di dunia tanpa dibatasi oleh suatu wilayah dan biasanya ketergantungan itu kebanyakan dalam hal perdagangan dan keuangan.

      Menurut Budi (2009: 1) globalisasi menjadi suatu fenomena multifaset (banyak wajah) yang menimbulkan beraneka ragam pandangan dan interpretasi, terutama jika dikaitkan dengan kesejahteraan umat manusia di dunia. Menurutnya ada beberapa orang yang melihat globalisasi ini sebagai keniscayaan sejarah yang akan membawa kemakmuran, perdamaian, dan demokrasi ke seluruh umat manusia. Tetapi, sebagian orang juga melihat bahwa globalisasi ini membawa dampak buruk. Kedua pandangan inilah yang menarik perhatian, terutama bagi masyarakat di negara-negara sedang berkembang (NSB) atau negara-negara Dunia Ketiga.

      Menurut Martin (2007: 15) globalisasi adalah kata yang mengerikan dengan makna yang kabur, pertama dipakai pada 1960-an, dan menjadi mode yang makin populer pada 1990-an. Bagi banyak pendukungnya ia adalah kekuatan tak tertahankan yang diinginkan yang menyapu batas-batas, menjungkalkan pemerintah-pemerintah despot, memperlemah pemajakan, membebaskan individu, dan memperkaya apa saja yang disentuhnya. Bagi banyak penentangnya, ia juga kekuatan tak tertahankan, tapi tidak diinginkan. 

Dengan embel-embel "neoliberal" atau "korporasi", globalisasi dikutuk sebagai kekuatan jahat yang memiskinkan massa, menghancurkan budaya, memperlemah demokrasi, memaksakan Amerikanisasi, membasmi negara kesejahteraan, menghancurkan lingkungan hidup, dan memuja keserakahan. Tapi globalisasi juga, setelah mempertimbangkan segala aspek, sangat memuaskan. Persisnya memuaskan sampai di mana tergantung pada pilihan-pilihan yang kita buat.

      Oleh sebab itu, dari kedua pengertian tentang globalisasi sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa globalisasi memiliki dampak-dampak baik maupun buruk, dan kedua dampak itu selalu datang secara bersamaan. 

Di satu sisi globalisasi memiliki hal yang positif, tetapi disisi lain ia juga memiliki hal yang negative. Seperti halnya koin yang memiliki dua sisi gambar yang berbeda. Hal positif itu bisa dapat berupa kemakmuran dalam kehidupan, perdamaian untuk seluruh umat di dunia ini, demokrasi, dan kebebasan dalam segala aspek. 

Dari beberapa hal positif tersebut tentunya ada hal negatifnya, yaitu dapat berupa masuknya budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya di suatu negara tertentu seperti asia, memudarnya norma-norma yang berlaku di suatu wilayah, memperlemah atau bahkan dapat menghilangkan demokrasi, sebab demokrasi tersebut akan tergantikan oleh liberalisasi, membuat manusia menjadi serakah, tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya, dan lain-lain.

  • Aspek dan Faktor Penyebab Globalisasi ekonomi, politik, sosial, maupun budaya.

Aspek-Aspek Globalisasi

      Berbagai aspek kehidupan yang terjadi pada era globalisasi akan menyebabkan setiap bangsa menjadi bagian dan sistem nilai dunia. Globalisasi yang berkembang di setiap bangsa menimbulkan gagasan-gagasan atau ide-ide baru di berbagai bidang dalam satu kepentingan global yang sama. Aspek-aspek yang terjadi dalam globalisasi, meliputi bidang-bidang berikut :

  1. Aspek ekonomi

Globalisasi menyebabkan perubahan cara transaksi, khususnya dengan adanya transaksi elektronik. Konsumen dapat membeli produk barang dan jasa tanpa dibatasi wilayah geografis. Globalisasi ekonomi merupakan pengintegrasian ekonomi nasional bangsa-bangsa ke dalam sistem ekonomi global baik yang menyangkut pasokan, permintaan transportasi, tenaga kerja, bahan mentah, distribusi serta pemasaran. 

Globalisasi ekonomi menghendaki persaingan bebas melalui mekanisme pasar sehingga mekanisme pasar itulah yang menentukan apakah produk dari sebuah negara dapat bersaing atau tidak. Pola ekonomi global inilah yang memunculkan neoliberalisme. Pasar dikuasai negara maju dan negara miskin semakin terpinggirkan sehingga menimbulkan kesenjangan ekonomi. Oleh karena itu globalisasi ekonomi jauh dari keadilan sosial, serta jauh dari kesejahteraan rakyat baik secara nasional maupun internasional.

  1. Aspek politik

Di dunia politik, globalisasi mempengaruhi berbagai kebijakan dan adanya aktivitas politik yang didasarkan pada nilai-nilai universal, seperti disusunnya kerja sama internasional dan dijunjungnya Hak Asasi Manusia (HAM).

  1. Aspek sosial budaya

Globalisasi membuat elemen sosial budaya di sebuah negara dapat mempengaruhi negara yang lain. Globalisasi budaya melalui TV, film, musik dll menyebabkan pertemuannya budaya-budaya dari berbagai negara yang dapat menyebabkan fusi atau peleburan menjadi budaya baru yang produktif. Globalisasi dapat membantu menegakkan kembali asal usul etnis,membangkitkan tradisi dan landasan-landasan religius. Tetapi globalisasi budaya juga dapat menimbulkan berbagai gaya hidup permisif yaitu gaya hidup yang tidak peduli pada nilai moral dan etika.

  1. Aspek informasi dan teknologi

Informasi dan komunikasi yang didukung teknologi canggih semakin efisien dan efektif. Contoh : Telepon, Radio, Televisi, Internet dapat mengatasi jarak jauh menjadi dekat, dapat digunakan berkomunikasi antar warga suatu negara dengan warga negara lain yang saling berjauhan. Barang yang ditawarkan lewat televisi dan koran lebih mudah dikenal konsumen. Industri wisata suatu negara ditawarkan lewat media massa sehingga meningkatkan arus wisatawan, pernyataan seseorang dengan cepat dapat disiarkan lewat radio, TV, koran dan internet.

  1. Aspek agama

Globalisasi dapat menyentuh agama-agama ,terutama yang berkaitan dengan norma, nilai, dan makna agama. Di satu sisi dengan kemajuan informasi dan telekomunikasi dapat berakibat positif bagi agama-agama, misalnya, penyiaran nilai-nilai agama dan sebaliknya menyiarkan jauh dari nilai keagamaan serta dapat menimbulkan sinkretisme atau mencari alternatif kepercayaan lainnya yang mereka yakini.

Faktor Penyebab Globalisasi

            Proses globalisasi tentu tidak terjadi begitu saja, ada banyak faktor yang bisa diambil untuk menyimpulkan mengapa globalisasi dapat terjadi. Faktor tersebut dapat terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

Faktor Internal Globalisasi 

1. Adanya rasa ketergantungan sebuah negara terhadap negara lain. Biasanya negara berkembang adalah negara yang paling merasa ketergantungan terhadap negara lain yang lebih maju karena negara berkembang ingin membangun negerinya seperti negara maju, 

2. Kebebasan pers menjadi salah satu faktor internal globalisasi karena peran pers menjadi penghubung antara negara dengan masyarakat atau negara dengan negara yang lainnya,

3. Berkembangnya transparansi dan demokrasi pemerintahan,

4. Berkembangnya cara berpikir dan sekaligus semakin majunya pendidikan masyarakat. Hal tersebut menjadikan masyarakat haus dengan informasi dan ilmu dari negara lain.

 

Faktor Eksternal Globalisasi

1. Perkembangan teknologi yang mengakibatkan masyarakat di suatu negara bisa dengan mudah mengakses informasi tentang negara lain dan berhubungan dengan masyarakat negara lain.

2. Perkembangan ilmu pengetahuan manusia.

3. Terjadinya kesepakatan internasional tentang pasar bebas sehingga suatu negara bisa bekerjasama dengan negara lainnya.

4. Keberhasilan perjuangan pro demokrasi atau politik dunia yang mengakibatkan tuntutan globalisasi dan transparansi di berbagai negara meningkat pesat.

5. Meningkatnya fungsi dan peran dari lembaga -- lembaga internasional seperti WTO, ASEAN, IMF, WHO, Palang Merah Dunia dan sebagainya.

6. Perkembangan HAM di berbagai negara yang ada di belahan dunia.

7. Terjadinya kemudahan dalam migrasi dengan berbagai macam tujuan seperti bekerja di negara lain, berbisnis, menuntut ilmu atau berbagai keperluan migrasi lainnya.

  • Dampak-Dampak Globalisasi Terhadap Perilaku Remaja

      Dampak-dampak globalisasi pasti selalu membawa dampak yang positif maupun negatif, dampak-dampak tersebut terhadap perilaku generasi milenial khususnya remaja pada saat ini di Indonesia dapat terlihat dengan jelas perubahannya. Perubahan ini dapat berupa perubahan positif, seperti remaja akan lebih mudah mencari dan mendapatkan info, lebih mudah memperoleh ilmu pengetahuan, remaja juga akan lebih cepat beradaptasi dan berkembang dalam mengahdapi pesatnya teknologi saat ini, dan lain-lainnya. Secara rinci dampak globalisasi dapat di jelaskan sebagai berikut :

Dampak positif globalisasi

       Seperti yang dibahas sebelumnya, dampak positif dari globalisasi terhadap remaja yaitu mudahnya memperoleh ilmu pengetahuan, mencari informasi, dan bahkan mendapatkan informasi. Semua itu dapat terjadi karena perkembangan teknologi di era globalisasi jauh berkembangan lebih pesat. Indonesia saat ini juga sudah memasuki revolusi industry 4.0 yang di mana sangat terpengaruh dengan perkembangan teknologi. Hal ini yang menjadi faktor utama dalam mempermudahnya generasi milenial dalam mencari atau bahkan mendapatkan informasi, tidak hanya untuk mendapatkan informasi teknologi juga membuat generasi milenial dapat berhubungan atau tekoneksi dengan orang lain tanpa ada batas, jarak, waktu, ataupun syarat.

        Pengaruh dari globalisasi juga memberikan hal yang positif di dalam bidang sosial terhadap perilaku generasi milenial. Dengan adanya globalisasi ini akan melahirkan suatu kesadaran global yang di mana setiap generasi milenial akan saling membutuhkan satu sama lain serta saling bergantung dalam memenuhi kebutuhan kehidupannya masing-masing. Perilaku yang positif tersebut adalah sebagai berikut :

  • Perubahan tata nilai dan sikap, dengan adanya globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran atau pergantian nilai dan sikap masyarakat yang dulunya irasional menjadi rasional.
  • Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi generasi milenial menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan terdorong untuk berpikir lebih maju dan berkembang.
  • Tingkat kehidupan yang lebih baik, dengan kemajuan teknologi maka semakin banyak orang yang membuka industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih, sehingga hal tersebut dapat mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di Indonesia.
  • Kemudahan dalam informasi, tranformasi dan komunikasi dan lain-lain.

Dampak negatif globalisasi

            Dari semua dampak positif yang sudah dibahas sebelumnya, tentu saja ada dampak negatif dari globalisasi ini. Berikut adalah dampak negatif dari globalisasi, antara lain :

  • Pola hidup konsumtif, dengan adanya perkembangan industri dan teknologi yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah dan mudah. Perkembangan teknologi membuat transaksi jual-beli menjadi lebih mudah dan cepat, contohnya adalah online shop. Oleh karena itu, generasi milenial semakin tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang tersedia.
  • Sikap individualistik, lagi lagi karena dengan adanya perkembangan teknologi. Generasi milenial merasa dimudahkan dengan teknologi yang menyediakan alat apapun yang menunjang kebutuhan sehari-harinya, yang menyebabkan mereka merasa tidak lagi memerlukan bantuan orang lain, bahkan sebagian dari mereka sudah lupa bahwa mereka adalah mahkluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya.
  • Gaya hidup kebarat-baratan, tidak semua budaya barat baik dan cocok dengan norma dan kebudayaan yang diterapkan di Indonesia, budaya tersebut mulai menggeser nilai-nilai dari kebudayaan asli Indonesia. Contohnya adalah anak-anak remaja tidak lagi berperilaku sopan dan menghormati orang tuanya, kehidupan pergaulan yang bebas, dan hal ini merupakan hal yang paling mengkhawatirkan. Sebab pergaulan bebas akan membuat para generasi milenial terperosok atau terjerumus dengan hal hal seperti free sex, narkoba, dan lain-lainya.
  • Kesenjangan sosial, apabila salah satu individu di dalam suatu kelompok generasi milenial tidak dapat mengikuti arus globalisasi yang semakin deras ini maka akan membuat salah satu individu tersebut merasa tesingkirkan dan menjadi terpisahkan karena ia tidak dapat mengikuti tren atau arus globalisasi ini dan hal tersebut yang menjadi alasan kuat terciptanya kesenjangan sosial.
  • Solusi Untuk Mengurangi Dampak Globalisasi Terhadap Perilaku Remaja

           

       Mengingat globalisasi ini menimbulkan beberapa tantangan yang dapat mengancam norma dan kebudayaan yang berlaku di Indonesia  dan menimbulkan beberapa dampak negatif terhadap masyarakat, terutama para remaja serta menimbulkan kesenjangan sosial bagi masyarakat, yang dikarenakan masyarakat belum mampu menerima dampak dari globalisasi tersebut. Maka dari itu, diperlukan adanya pencegahan-pencegahan terhadap dampak negatif ini. Apabila dibiarkan secara terus menerus, akan merusak nilai-nilai yang ada di Indonesia, serta dapat mengancam persatuan dan rasa nasionalisme masyarakat akan kecintaannya dengan kebudayaan yang diakibatkan dari pergantian nasionalisme dengan liberalisme.

       Solusi yang diambil haruslah sesuai dengan keadaan atau realitas yang terjadi didalam masyarakat, sehingga solusi tersebut akan mudah dipahami dan dimengerti oleh masyarakat. Karena, mereka tidak perlu lagi untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan hal-hal baru. Solusi ini juga harus memiliki landasan yang kuat, dengan begitu masyarakat dapat berpegang teguh pada solusi tersebut. Budaya lokal dapat dijadikan solusi untuk menjawab tantangan tersebut. 

Oleh sebab itu, budaya lokal atau budaya daerah  ini sangat penting untuk diterapkan sejak dini, agar individu tersebut dapat menguatkan dan menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam budaya tersebut, dan juga agar generasi milenial memiliki rasa kecintaan terhadap budaya sendiri daripada budaya luar. Nilai-nilai dalam budaya daerah juga dapat menjadi landasan kuat untuk menangkal dampak negatif dari globalisasi. Dengan dikenalkannya budaya local sejak dini, itu akan tertanam rasa kecintaan terhadap budaya sendiri, sehingga jika budaya asing masuk ke Indonesia para remaja akan senantiasa tetap memilih budaya daerahnya dan dapat menyaring budaya-budaya asing lainnya masuk.

       Dampak negatif dari globalisasi tidak hanya tentang pelengseran demokrasi, melainkan adanya perilaku konsumtif para generasi milenial, khususnya remaja. Untuk mengurangi perilaku konsumtif diperlukan adanya financial literacy dan self monitoring. Kedua hal tersebut merupakan beberapa solusi untuk mengurangi perilaku konsumtif bagi generasi milenial, khususnya para remaja. 

Financial literacy atau yang biasa kita kenal dengan literasi keuangan adalah kemampuan untuk memproses informasi keuangan untuk menetapkan keputusan dalam pengaturan keuangan pribadi. Menurut Imawati (2013) terdapat pengaruh literasi keuangan yang negatif dan signifikan terhadap perilaku konsumtif. Semakin tinggi financial literacy individu, maka perilaku konsumtif akan semakin rendah. Individu yang memiliki tingkat literasi keuangan rendah, cenderung melakukan keputusan yang tidak produktif, menggunakan uang untuk keperluan yang kurang berguna. Oleh karena itu dibutuhkan pendidikan literasi keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

 

BUKU

Winarno, Budi. (2009). Globalisasi :Peluang atau Ancaman Bagi Indonesia (pp. 1). Jakarta: Erlangga.

Wolf, Martin. (2007). Globalisasi : Jalan Menuju Kesejahteraan, Terj. Samsudin Berlian (pp. 15). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

SKRIPSI

Jumantini, Entin. (2016). Pengaruh Moderitas Individu, Lingkungan Sosial, dan Literasi Ekonomi Terhadap Gaya Hidup dan IMplikasinya Pada Perilaku Konsumsi Siswa. Universitas Pendidikan Indonesia.

Nadhifah, Sayyidatun. (2018). Remaja dan Globalisasi dalam Melakukan Studi Kasus Tentang Perilaku Keagamaan Remaja Pada Era Globalisasi di Kel. Tlogoanyar Kab. Lamongan. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Ulva, Novia. (2018). Gambaran Perubahan Perilaku Remaja Akibat Globalisasi dalam Melakukan Studi Deskriptif Analitis di Kec. Labuhanhaji Timur Kab. Aceh Selatan. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh.

JURNAL

Indratmoko, Johanes Agung. (2017). Pengaruh Globalisasi Tehadap Kenakalan Remaja di Desa Sidomukti Kec. Mayang Kab. Jember. Citizenship Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 3(1), 122-128. http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/citizenship

Martha Wabaa, Alden Laloma, Verry Y Londa, Jurnal Pengaruh Globalisasi Informasi Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Generasi . https://media.neliti.com/media/publications/1247-ID-pengaruh-globalisasi-informasi-terhadap-kehidupan-sosial-budaya-generasi-muda-su.pdf

Nurhaidah, M. Insya Musa. (2015). Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Indonesia. Jurnal pesona dasar, 3(3), 1-14. 2337-9227

Nurrizka, Annisa Fitrah. (2016). Peran Media Sosial di Era Globalisasi Pada Remaja di Surakarta Suatu Kajian Teoritis dan Praktis Terhadap Remaja dalam Perspektif Perubahan Sosial. Jurnal Analisa Sosiologi. 5(1), 30-35. https://media.neliti.com/media/publications/227595-peran-media-sosial-di-era-globalisasi-pa-1f4da2e5.pdf

WEBSITE

Andrew. (2017,May 24). Mencegah dampak negatif globalisasi melalui budaya lokal. http://www.rakyatpos.com/mencegah-dampak-negatif-globalisasi-melalui-budaya-lokal.html

Dosen Pendidikan 2. (2020, 19 Oktober). Globalisasi Terhadap Nasionalisme. Dosenpendidikan.co https://www.dosenpendidikan.co.id/globalisasi-terhadap-nasionalisme

DosenSosiologi. (2018, 5 Maret). 6 Aspek Globalisasi dalam Kehidupan dan Contoh Lengkapnya. Dosensosiologi.com  https://dosensosiologi.com/aspek-globalisasi-dalam-kehidupan-dan-contohnya-lengkap/.

Duniapcoid. (2020, 14 Desember). Globalisasi di Indonesia. Duniapendidikan.co.id https://duniapendidikan.co.id/globalisasi-di-indonesia/

Ristekdikti. (2018). Pengaruh Globalisasi Terhadap Moral Generasi Muda. Diambil tanggal 11 Januari 2021 dari http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1622488&val=18063&title=DAMPAK%20GLOBALISASI%20TERHADAP%20MORAL%20GENERASI%20MUDA

Saintif. Globalisasi-Pengertian, Aspek, Dampak, dan Penjelasan Lengkap. Saintif.com https://saintif.com/pengertian-globalisasi/,

Setiawan, Parta. (2020). Pengertian dan Dampak Globalisasi Menurut Para Ahli. Gurupendidikan.co.id https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-globalisasi,

Sulaiman. (2020). Pengertian Globalisasi. Pengertian.id https://pengertian.id/pengertian-globalisasi.

Universitas raharja. (2020,October 27). Metode ilmiah.  https://raharja.ac.id/2020/10/27/metode-ilmiah/

Zakia, Tasfiyatuz. (2020, 12 April). Pengaruh Globalisasi terhadap Perilaku Remaja. Kompasiana.com https://www.kompasiana.com/tasfiyaa/5e92a61ad541df0dad08a8a2/pengaruh-globalisasi-terhadap-perilaku-remaja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun