Mohon tunggu...
Eva Reviyanti
Eva Reviyanti Mohon Tunggu... Guru - Berani melakukan hal baru

Seorang mahasiswi dan praktisi pendidikan anak usia dini yang sedang belajar pengembangan dalam bidang menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seperti ini Pola Asuh yang Tepat untuk Anak!

13 Desember 2021   13:11 Diperbarui: 18 Desember 2021   18:30 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar bersumber dari dok. Pribadi

Berdasarkan yang dikemukakan oleh John Locke dalam teorinya yang terkenal yaitu tabula rasa yang artinya Anak yang baru lahir diibaratkan seperti "kertas kosong", dan membutuhkan manusia dewasa untuk mengisi dan mewarnainya.

Dari teori diatas dapat diartikan bahwa seorang anak masih belum mengetahui dan memiliki keterampilan apapun sampai orang tua mengajari dan membentuknya. 

Peran orang tua dalam tumbuh kembang anak sangat penting, mereka menjadi ujung tombak bagi anak, karena mereka akan membentuk seperti apa anak-anaknya, untuk kelak dewasa nanti.

Peran orang tua sangat erat kaitannya dengan pola asuh.  Dalam pengasuhan dan perawatan anak, ayah lebih dominan memberikan dukungan afeksi dan pembinaan pendidikan karakter dirumah. Sedangkan ibu lebih dominan dalam
memberikan dukungan dalam aspek-aspek lainnya. 

Akan tetapi dalam memberikan layanan pengasuhan kepada anak, bukan masalah siapa yang mengasuh dan apa pengaruhnya terhadap anak, melainkan seperti apa sebaiknya orangtua (caregiver) memberikan pola asuh atau pengasuhan kepada anak.

Pola asuh orangtua merupakan segala bentuk dan proses interaksi yang terjadi antara orangtua dan anak yang dapat memberi pengaruh terhadap pembelajaran dan stimulasi pertumbuhan, perkembangan, prilaku, kepribadian, sosial dan karakter anak nantinya.

Bila pola pengasuhan anak tidak tepat, maka hal itu akan berdampak pada pola perilaku anak. Karena pengasuhan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan anak baik secara fisik, mental maupun sosial agar anak dapat berkembang secara optimal dan dapat bertahan hidup dengan baik, bisa menerima dan diterima oleh lingkungannya.

Dari paparan diatas, pasti ayah bunda akan bertanya-tanya. Pola asuh yang seperti apa sih, yang tepat bagi anak?

Ayah, Bunda perlu diketahui pola asuh ternyata banyak macamnya, akan tetapi biasanya diindonesia para orang tua menggunakan 4 jenis pola pengasuhan pada anak.

Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan Baumrind dan dikembangkan oleh Maccoby dan martin berikut 4 pola asuh anak.

1. Pola Asuh Otoritatif 

Pola Asuh Otoritatif atau sering disebut pola asuh demokratis, biasanya orang tua dalam pengasuhan model ini menerapkan aturan dan menegakkan batasan dengan melakukan diskusi terbuka dan sangat beralasan. Mereka penuh kasih sayang, mendukung, dan mendorong
kemandirian. 

Dengan kata lain bebas namun dengan pertanggung jawaban penuh. Menghargai kepentingan anak, tetapi juga menekankan kemampuan untuk mengikuti aturan sosial.

2. Pola Asuh Otoriter

Pola Asuh Otoriter biasanya orang tua menerapkan "kepatuhan buta" bagi anak. Memaksakan kehendak dan keinginan orang tua tanpa mengperdulikan kebutuhan dan kepentingan anak.. tidak diberi kesempatan berpendapat dan memperoleh penjelasan mengapa harus begitu. 

Selain itu dalam pola ini orang tua menerapkan disiplin yang keras dan sering menerapkan hukuman untuk mengendalikan prilaku anak-anaknya. Dengan kata lain memaksa anak untuk mengikuti apa yang orang tua inginkan.

3. Pola Asuh Permisif

Pola Asuh Permisif atau sering disebut dengan pola asuh memanjakan. Biasanya orang tua dengan model pola pengasuhan seperti ini menerapkan sangat sedikit sekali aturan dan batasan, bahkan enggan berkata tidak atau mengecewakan hati anak-anaknya, berlimpah kasih sayang yang lebih cenderung memanjakan dan membebaskan anak.

Dengan kata lain orang tua tidak menetapkan batas-batas tingkah laku dan membiarkan anak mengerjakan sesuatu menurut keinginannya sendiri.

4. Pola Asuh Abai atau Lalai

Pola Asuh Abai atau lalai biasanya orang tua tidak menetapkan batasan yang tegas atau standart yang tinggi, mereka tidak peduli dengan kebutuhan anak bahkan kebanyakan tidak terlibat dalam kehidupan anaknya. Biasanya orang tua abai ini memiliki masalah mental sendiri seperti ibu depresi, pelecehan fisik atau pengabaian mereka ketika masih anak-anak.

Dengan kata lain orang tua mengabaikan keberadaan anak, bahkan menunjukan ketidakpedulian terhadap anak.

Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pola asuh otoritatif atau demokratis memiliki peran yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan anak untuk kehidupan selanjutnya.

Nah, Ayah Bunda itulah empat pola asuh yang harus diketahui. Sehingga kita sebagai orang tua dapat menerapkan pola asuh yang tepat bagi anak yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal.

Bila pola pengasuhan anak tidak tepat, maka hal itu akan berdampak pada pola perilaku anak. Apalagi jika anak meniru perilaku orang-orang di luar rumah yang cenderung negatif. 

Ingat ya Ayah Bunda, anak adalah peniru ulung. Orang tua dan orang yang ada dekat disekitarnya akan menjadi role model bagi anak. Untuk itu orang tua mempunyai peranan dan tanggung jawab penting untuk mengisi kertas putih dengan hal hal yang baik yang akan menjadi pegangan hidupnya kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun