Mohon tunggu...
Bulan Maulida Islami
Bulan Maulida Islami Mohon Tunggu... Guru - Karyaku terbit di bahu arah mata angin selatan, dan mati sebagai mineral di bawah bumi

Dont put until tomorrow if you can do it now

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sayang, Mengapa Engkau Tak Pamit?

15 Januari 2021   11:42 Diperbarui: 15 Januari 2021   11:45 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

" sayang, hatiku remuk.. "

Belahan jiwaku, anak-anakku, para orang tua, dan segala penumpang yang hadir bersamamu

mengapa mereka tidak pamit kepada keluarganya?
sayang, bagaimana dengan duniamu saat ini? 

sekarang tuhan membawamu jauh dari harap hidup bersama

tikar doaku mengalami kegelisahan yang rimbun gagal kuselamatkan,

maafkan aku sayang, pulanglah pada penciptamu 

kudoakan smoga kau baik-baik saja disana, 

meski ku masih mengrahapkanmu , namun kita taakan pernah bertemu lagi,

aku akan terus berdoa, karena doalah yang mampu menemuimu yang hidup menjadi ruh dalam ukrawi,

 

Tuhan, sampaikan doa  yang rusak ini, dari hati yang patah dan mata yang basah kepada mereka yang kau ambil

katakan padanya, aku mencintanya .

izinkan aku bertemu, semenit meski lewat mimpi .

karena sungguh, aku rindu .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun