Mohon tunggu...
Bulan Maulida Islami
Bulan Maulida Islami Mohon Tunggu... Guru - Karyaku terbit di bahu arah mata angin selatan, dan mati sebagai mineral di bawah bumi

Dont put until tomorrow if you can do it now

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sayang, Mengapa Engkau Tak Pamit?

15 Januari 2021   11:42 Diperbarui: 15 Januari 2021   11:45 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

mengapa sayang?, mengapa kau tidak pulang saja kepadaku?

Aku tak berdaya, jiwaku disulut rasa cemas,

perasaanku di kutuk kebingungan, dan hatiku di gantungi rasa bersalah 

apa sungguh kau benar-benar pulang dan tidak kembali kepadaku?

apa sungguh kau terbenam dan mengalir dibawa arus waktu oleh tuhan?

apa sungguh kau benar-benar pergi tanpa pamit kepadaku?

sungguh, hancur , 

gugur badanku lemah, hatiku menahan isak dan tangis

aku terkapar tak bermarkas dan jadi bisu diinjak takdir

aku terjatuh kedalam lembah duka, " sakitt " 

hatiku robek, nyeri nya membuat jantungku melemah,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun