"Ya ampun. Tidak!"
"Hahaha. Aery bodoh."
"Hei. Kamu jangan ikut-ikutan membodohkan aku Reez! Kamu harus ada di pihakku!"
"Bodoh," ucap Silvi kedua kalinya.
"Tapi setidaknya kamu bisa memberikan kadonya padaku. Bila saat itu kamu membawa kadonya. Aku tidak akan mendapat hadiah wisuda darimu."
"Reezky benar. Berarti aku pintar karena meninggalkan kado itu di tempat kos," balasku gembira.
"Eh. Anu .... Kadonya hilang saat aku dan Reezky berusaha mencarimu setelah tahu lokasimu dari GPS. Saat itu kami berdua takut jika terjadi sesuatu padamu. Terlebih motormu tergeletak di pinggir jalan."
"Hah?"
"Aku belum sempat memberikan kadonya pada Reezky. Hehe."
"Silvi bodoh."
Aku, Reezky dan Silvi saling tertawa setelah mengetahui tindakan konyol yang telah kami lakukan. Selain itu setelah melewati peristiwa sulit ini, kami bertiga mendapatkan pelajaran jika hidup yang diberikan Tuhan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.