"Aurel. Apa yang akan terjadi jika kita menuruti perkataan orang yang mengirim pesan ini?"
"Bodoh! Lizz bisa stress seperti kakakku! Kamu tega hal itu terjadi? Masalah harus diselesaikan meskipun pahit. Jangan diabaikan!" Jawaban Aurel mengejutkanku.
Aku tidak ingin Lizz punya masalah lagi. Setidaknya. Kami harus mencari solusi untuk saat ini agar tidak terlambat!
"Kita pergi ke tempat pacarku, Reza. Aku tidak yakin. Tapi aku tidak bisa diam di sini terus hingga terlambat melakukam sesuatu."
Tak lama kemudian kami sudah berada di depan kos Reza. Sebuah tempat di sela-sela sudut kota. Rumah itu biasa saja. Tidak ada yang istimewa. Sama sekali tidak membuatku kagum atau tertarik. Hanya saja yang membuatku begitu kaget. Lizz berada di sana dan sedang menangis sesenggukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H