"Toko ini bakal libur selama seminggu. Setidaknya itu perkiraan pemilik toko setelah kejadian buruk di sini. Aku memaklumi Ardi yang menolak pacarnya untuk pergi. Meski toko tidak buka, karyawan di sini tetap sibuk."
"Tapi Rud. Kita belum menemukan Aurel. Hari ini hari kedua setelah kita sampai di sini. Tidak ada kemajuan. Kita harus mencarinya," kataku.
"Di mana kalian biasa bertemu? Setidaknya, tempat yang berkesan diantara kamu, Niken dan Aurel?"
"Apa maksudmu?"
"Aku tidak ingin berpikir aneh-aneh. Nanun mencari Aurel di tempat yang biasa kalian kunjungi bersama lebih baik daripada kita hanya diam di sini tanpa petunjuk. Setidaknya itu yang bisa kita usahakan saat ini."
"Jika Aurel diculik, seharusnya kita mencarinya di markas-markas preman. Bukannya akan lebih mudah ditemukan?"
"Tidak, Tasya, itu sulit. Menghadapi lima begal saja kita hanya bisa kabur. Dan akhirnya kita hanya berhadapan satu orang saja dan itu membuatku terluka. Aku tidak bisa bayangkan jika peegi ke markas preman. Apalagi tanpa persiapan," ucap Rudi.
Mungkin yang dikatakan Rudi memang benar. Itu lebih baik daripada kami berdiam di sini tanpa melakukan apa-apa.
"Pantai ..., apakah tempat ini dekat pantai?"
"Ya."
"Mungkin kita bisa pergi ke pantai untuk mencari Aurel? Kita pergi sore hari saat matahari tenggelam. Karena biasanya saat aku, Niken dan Aurel sangat senang dan sangat sedih, atau bingung melakukan sesuatu. Satu-satunya tujuan kami adalah pantai. Di pantai melihat pemandangan alam membuat pikiran kami tenang."