Aku buru-buru menghubungi Niken dan Aurel. Kuraih ponsel yang sejak tadi terdiam di atas meja. Aku takut terjadi apa-apa pada kedua sahabatku.
Niken tidak langsung menjawab teleponku. Panggilanku diabaikan. Membuatku cemas. Sedangkan aku hanya bisa berharap agar tidak terjadi apa-apa pada mereka.
"Mungkin mereka sedang sibuk..., kamu tenang saja. Meski di cabang mereka lebih berbahaya. Ada kak Ardi yang menjaga mereka di sana," kata kak Bella menenangkanku.
Hanya saja bersamaan dengan itu. Rudi berkata setengah berteriak dari kejauhan. Ekspresinya terlihat seperti wajah kak Bella saat melihat pembunuhan di depan toko.
"Cabang tempat sahabat Tasya masuk berita! Niken terbunuh dan Aurel hilang!"
Tubuhku melemas seketika saat itu juga. Tidak ada jawaban suara dari Niken. Hanya bunyi ponsel di lantai yang jatuh dari tanganku.
Sahabatku ... Niken ... Aurel ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H