Sepi.
Aku duduk kembali ke kursi. Menghadap potongan kue dan ponsel. Lalu membuka pesan yang berisi spam dariku padamu. Masih tak ada tanda-tanda kalau kamu akan membalas, karena sejak tadi pesanku centang satu. Lalu aku menatap pintu rumah ya-
"CLARA!!" tiba-tiba aku berteriak gembira.
Betapa terkejutnya saat aku melihatmu sudah berada di depan rumah. Kamu masih berpenampilan seperti biasanya, terlihat ceria dengan sweater warna biru yang digelungkan di leher.Â
Persis seperti dugaanku, kamu pasti datang!Â
Aku memeluknya sangat erat. Perasaanku bahagia karena Clara akhirnya datang. Aku tahu, kamu pasti akan datang, Ra.
"Aku terkejut. Kamu bisa melihatku?" ucap Clara.
"Kenapa enggak?" balasku. Lalu lanjut mengomel padanya, "Aku marah kepadamu karena kamu datang terlambat! Padahal aku ingin memberikan potongan pertama kue ulang tahunku padamu. Ke mana saja kamu? Bukankah kamu harus selalu ada di sampingku? Bukankah kita berdua sahabat selamanya!"
Tanpa sadar, mulutku sudah mengeluarkan semua unek-unek di kepalaku. Termasuk menerangkan rencanaku pada Clara yang gagal karena dia tidak datang sejak awal acara!Â
Ya ampun, Clara datang empat jam setelah acara ulang tahunku selesai! Semua emosiku keluar menjadi kata-kata yang panjang dan lebar dikali tinggi dan pokoknya banyak!! Aku memuntahkan semua emosiku dan marah kepada Clara.Â
"Apakah kamu membawa karcis ke bioskop?" ucapku. Pasti Clara terlambat gara-gara antre waktu beli karcis. Karena aku tidak melihat dia membawa kado apapun untukku.