Mohon tunggu...
Teguh Perdana
Teguh Perdana Mohon Tunggu... Editor - Menulis dan Berbagi Cerita

Berbagi Kata Berbagi Cerita

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Guyon Waton: Meromantisasi Kesedihan Melalui Nada

9 Desember 2020   09:11 Diperbarui: 9 Desember 2020   11:06 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Abot tak trimo ikhlas legawa

Sing tak arep kowe ra disio-sio

Ben cukup meng aku korban janji manismu

Udan bledek kang dadi saksiku"

Masih pada lagu yang sama, pesan lain yang saya terima bahwa keegoisan adalah hal menetap pada jiwa manusia. Sifat yang mendasari kesewang-wenangan terhadap perasaan orang lain.

"Tanpo welas koe lungo biyen kae

Ra ono mesakne aku sitik wae

Ngaboti tresno anyarmu lalu kau tinggalkan aku

Tersakiti sendiri di malan itu"

Lebih lanjut, lagu-lagu Guyon Waton yang lain juga adalah media tempat bertemu masa lalu dan media pelepas rindu paling tepat. Misalnya saja seperti lagu Ninggal Cerita yang berlatar di Purwokerto ataupun Lungaku yang berlatar di Pantai Ngrumput.

Selain itu, lagu-lagunya pun mengajarkan pada banyak kalangan untuk selalu tegar dalam menghadapi perpisahan dengan orang yang paling kita kasihi. Karena pada dasarnya, seperti apa yang diungkapkan oleh Sudjiwo Tedjo bahwa "Sekuat apapun kau menjaga, yang pergi akan tetap pergi. Sekuat apapun kau menolak, yang datang akan tetap datang".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun