Di depan patung-patung yang ada di situ ada perapian atau anglo yang berisi bara api--ditujukan untuk menaruh wewangian yang dibakar untuk mewangikan ruangan.
Di bagian tengah ruangan ada air yang berasal dari kumpulan air hujan, yang dianggap sebagai air alam yang tercurah dari langit. Ada gayung menggantung di sisinya, katanya gayung ini digunakan oleh mereka yang ingin membawa pulang air tersebut, bisa untuk cuci muka ataupun keperluan lain.
Di bagian belakang terdapat petilasan Prabu Siliwangi--Langlangbuana. Berisi batu besar (petilasan) yang ditutupi kain putih dan beberapa sesajian dan beberapa patung. Ruangan tersebut ditutupi oleh tirai berwarna hijau.
Menurut petugas vihara, petilasan ini banyak dikunjungi oleh peziarah, terutama di malam Jumat. Karena menurutnya, banyak yang melakukan ziarah, zikir, semedi dan meditasi di situ.
Ketika disebut kata meditasi, saya langsung tersentak--kebetulan karena sayapun sering melakukan meditasi. Langsung saja saya tanya, "boleh meditasi di situ pak? Kalau boleh, saya mau melakukan meditasi."
"Oh boleh pak, memang biasa banyak yang meditasi di situ. Bapak Muslim? Kalau muslim boleh juga dibarengi dengan membaca Tawasulan," demikian ujar bapak petugas itu.
Ia pun lalu menunjukkan tempat yang bagus dan bersih di bagian pojok ruangan. "Di sini saja pak.," katanya.
Saya pun lalu melakukan meditasi di situ sekitar 10 menitan. Alhamdulillah, tubuh terasa segar.
Perjalanan Bersama KPK saat Imlek kemarin ini memang luar biasa. Dikenyangkan oleh menu-menu kuliner Imlek yang lezat-lezat, dapat banyak cerita dan informasi, mengunjungi vihara-vihara yang indah hingga ke meditas.