Diakhir penjelasannya, mbah Iyoh berpesan bahwa kebiasaan yang diturunkan oleh orang tuanya itu tidak perlu dilaksanakan oleh kami para keturunannya, karena almarhum mbah Iyoh menyadari, "mungkin kalian sudah tidak percaya dengan ritual ini." begitu ungkap beliau kepada kami.
Mbah Iyoh, setiap Ramadan tiba, kami rindu ritualmu, terlebih, kami rindu kamu mbah.
Lahul fatihah untuk mbah Iyoh .... aamiin YRA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H