Untuk contoh dua, tokoh pencerah itu pun melakukan proses berpikir. Berpikir untuk memperbaiki kondisi keagamaan umat Islam di Yogyakarta khususnya. Banyak langkah perubahan yang akan dilakukan berdasarkan ilmu pengetahuan yang dipelajari dan dimilikinya. Namun reaksi yang berbeda muncul dari lingkungan yang merasa bahwa perubahan yang dilakukannya justru menyimpang dari ajaran Islam itu sendiri. Mereka yang memunculkan reaksi berbeda dengan tokoh sang pencerah inipun mendasarkan pendapatnya kepada ilmu yang mereka miliki selama ini dan kepada proses berpikir yang telah dilaluinya, hanya saja, proses tersebut menghasilkan hasil pemikiran yang berbeda dengan tokoh sang pencerah itu.
Jadi, pada dasarnya, tidak ada yang salah dalam proses berpikir, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mendayagunaan proses berpikir itu sehingga hasilnya dapat diterima oleh banyak pihak serta memberikan manfaat, dan melandaskan proses berpikir kepada referensi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Selamat berpikir, sebagai tanda bahwa kita memaksimalkan fungsi-fungsi berpikir yang kita miliki.
[Sudah diposting juga di: http://netsains.com/2010/10/berpikirlah-maka-kita-ada/ - Oct 4, 2010]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H