Mohon tunggu...
Bugi Kabul Sumirat
Bugi Kabul Sumirat Mohon Tunggu... Seniman - author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

panggil saja Kang Bugi. Suka nulis, suka ngevlog, suka ndongeng bareng si Otan atau si Zaki - https://dongengsiotan.wordpress.com. 📝: bugisumirat@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berpikirlah, Maka Kita Ada

6 Oktober 2010   00:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:41 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah dengar orang yang sedang marah-marah, yang mengatakan,”pakai dong otakmu,” ini ditunjukkan ketika lawan bicaranya tidak bisa mengerti apa yang dimaksudkannya, atau memberikan respon yang berbeda dari  yang diinginkan, atau bahkan memberikan respon yang tidak diharapkan.

Pertanyaan kemudian sebetulnya apakah memang orang yang diminta memakai otaknya itu, betul tidak menggunakan otaknya sebelum berkata atau bertindak? Bukankah si lawan bicaranya itu dapat berkata atau bertindak demikian karena telah melalui proses berpikir yang artinya telah menggunakan otaknya pula.

Hanya saja yang menjadi masalah adalah yang satu memakai otaknya untuk berpikir dengan caranya, sementara yang satu lagi, berpikir dengan caranya juga. Ujung-ujungnya, tidak ketemu.

Sementara kalau dilihat dari sudut pandang orang yang diminta memakai otaknya itu, akan pasti mempunyai cara pikir yang sama, kenapa bukan dia saja yang memakai otaknya supaya perkataaannya ataupun tindakannya menjadi benar, menurut versinya tentu.

Sebetulnya, kedua-duanya ketika akan bertindak atau berkata-kata, sudah memakai otaknya terlebih dahulu, cuma saja, kedua-duanya menggunakan cara yang berbeda, melihat dari sudut pandang yang berbeda, jadi, hasilnya, yang satu ke kiri, yang satu ke kanan, jauh panggang dari api.

Apakah berpikir itu sebetulnya? Apa betul sama antara kata berpkir dan menggunakan otak seperti pada contoh di atas?

Kalau dalam gerakan pantomim, si peraga pantomim akan memeragakan gerakan (seolah-olah) berpikir dengan cara menempelkan telunjuknya di kening, menunjukkan kalau aktivitas berpikir itu berpusat di kepala.

Kalau anak saya, tiga tahun usianya, gayanya sewaktu berpikir, kedua matanya menghadap ke atas (entah apa yang dilihatnya), digerak-gerakan ke kanan dan ke kiri, persis seperti bola bekel sambil mulutnya dimajukan sedikit (manyun) dan pipinya sedikit dikembungkan, jadi seperti ikan buntal. Lucu sekali, mungkin karena saya ayahnya, jadi segala tingkah lakunya semuanya lucu. Tapi itulah geraknya sewaktu berpikir.

Jadi, berpikir itu berpusat di kepala? Di otak?

Otak adalah bentuk fisik yang terdapat dalam kepala, dalam tulang tengkorak. Otak bertanggung jawab terhadap proses yang disebut sebagai proses neuronal elektrokimia. Proses yang terkait dengan pengaturan segala fungsi di dalam tubuh termasuk didalamnya adalah sebagai respon terhadap informasi dari luar. Dalam istilah biologi dasar, dikenal sebagai kepekaan terhadap rangsang (irritabilitas).

Sementara pikiran merupakan proses yang terkait dengan sifat-sifat rohaniah atau kejiwaan. Sifat-sifat rohaniah ini seperti misalnya kepercayaan, keinginan, pendapat, anggapan dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun