Mohon tunggu...
Pengkuh Budhya Prawira
Pengkuh Budhya Prawira Mohon Tunggu... wiraswasta -

Keluarga di atas segala-galanya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Cita-cita dan Doa Bangsa: Dasar untuk Menentukan Pilihan Politik, Bukan Sekadar Selera atau Citra Diri

13 April 2019   18:47 Diperbarui: 13 April 2019   18:59 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apabila ada ideologi yang dianggap mengancam keutuhan bangsa, seharusnya juga bukan dijadikan sebagai alat propaganda bagi pemerintah untuk melanggengkan kekuasaan. Mereka yang mempertahankan ideologi yang berlawanan dengan ideologi pancasila (komunis dan sosialis Islam), karena pada dasarnya mereka belum memahami bagaimana mulianya cita-cita bangsa yang tercantum dalam UUD 1945. Perlu diingat bahwa tujuan dibentuknya pemerintah NKRI selain melindungi segenap bangsa dan tumpah darah, juga dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa ini. Pemerintah seharusnya menjalankan tugas dalam mencerdaskan bangsa dan pelaksanaan tugas ini bukan hanya dengan mendirikan infrastruktur pendidikan, tetapi juga dengan mensosialisasikan cita-cita bangsa ini yang demikian mulia sehingga kecintaan rakyat terhadap negara yang kita cintai semakin tumbuh dan menguat.

Cita-cita bangsa yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa ini benar-benar cita-cita yang sangat mulia yang harus kita lindungi dan pertahankan dengan segenap jiwa raga ini. Cita-cita dan doa bangsa yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 inilah seharusnya yang menjadi tolok ukur bagi kehidupan kita dalam berbangsa termasuk dalam urusan politik. Karena tugas kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang wajib menjamin bahwa cita-cita kita masih tetap sama dengan cita-cita yang dirancang oleh para pendiiri negeri ini.

Cita-cita bangsa seharusnya menjadi tolok ukur bagi kita dalam menentukan pilihan politik. Pemimpin yang mana yang dalam setiap ucapan dan kebijakan tetap searah dengan cita-cita bangsa ini, dan pemimpin yang mana yang justru menjerumuskan kehidupan bangsa semakin dalam ke dalam cengkeraman kehidupan kapitalisme dan imperalisme.

Justru aneh apabila ada satu golongan yang mengagungkan cita-cita dan doa bangsa ini untuk melepaskan diri dari sistem kapitalis dan imperialis, tapi malah memupuk dan menyirami sistem tersebut sehingga tumbuh subur di negara tercinta ini.

Mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi pengingat bagi semua elemen bangsa ini mengenai cita-cita mulia yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa, sehingga cita-cita itu akan selalu abadi dalam setiap diri bangsa. Sehingga "Atas Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa", bangsa Indonesia bisa mencapai apa yang dicita-citakan yaitu menjadi negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun