2. Disinformasi dan Berita Palsu
Meningkatnya disinformasi dan berita palsu di platform digital melemahkan kepercayaan terhadap lembaga-lembaga demokrasi, mendistorsi wacana publik, dan memanipulasi opini publik.Â
Algoritme media sosial, bot, dan troll farm dieksploitasi untuk menyebarkan narasi palsu, mempolarisasi komunitas, dan memengaruhi hasil pemilu, sehingga menimbulkan tantangan besar bagi tata kelola demokratis dan integritas media.
3. Privasi dan Pengawasan Data
Pengumpulan, pemrosesan, dan eksploitasi data pribadi oleh pemerintah dan entitas swasta menimbulkan kekhawatiran mengenai hak privasi, kebebasan sipil, dan nilai-nilai demokrasi.Â
Program pengawasan massal, pembobolan data, dan kapitalisme pengawasan mengikis otonomi individu dan melemahkan prinsip-prinsip demokrasi yaitu transparansi, akuntabilitas, dan kebebasan berekspresi.
4. Terorisme dan Ekstremisme Dunia Maya
Organisasi teroris dan kelompok ekstremis memanfaatkan dunia maya untuk meradikalisasi individu, merekrut pendukung, dan mengoordinasikan serangan, sehingga menimbulkan ancaman keamanan terhadap masyarakat demokratis.Â
Terorisme siber mencakup serangkaian aktivitas, termasuk propaganda siber, serangan siber terhadap infrastruktur penting, dan upaya rekrutmen daring yang bertujuan untuk mengganggu stabilitas pemerintah serta menyebarkan ketakutan dan kepanikan.
5. Kerentanan Infrastruktur Kritis
Sifat infrastruktur penting yang saling berhubungan, termasuk energi, transportasi, dan sistem keuangan, menjadikannya rentan terhadap serangan dunia maya dengan konsekuensi yang berpotensi menimbulkan bencana.Â