Mohon tunggu...
Budi Setiawan (Kang Buset)
Budi Setiawan (Kang Buset) Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan kuli mulai dari tinta-disket-flashdisk. Kini penulis lepas (freelance). Orang biasa yg bercita-cita jadi orang serba bisa. Dulu SMA seangkatan sama Dilan dan Milea.

Penikmat buku-buku serius duarius. Penyuka buku-buku fiksi non-horor. Mantan editor majalah bisnis komunikasi pemasaran (Cakram Komunikasi) . Mantan pekerja profesional industri farmas. Kini sudah pensiun dini jadi pengusaha kecil di kampung.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Dua Kaki Jokowi (?)

29 Mei 2023   16:30 Diperbarui: 29 Mei 2023   17:18 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, ekspektasi konstituen. Sikap gesture Jokowi itu juga menjadi sinyal bahwa manuver dua kaki dilakukan untuk menjawab harapan para pendukungnya yang lebih berpihak pada Prabowo. Indikasi itu bisa dilihat dari kehadiran relawan pendukung Gibran dan Jokowi se-Jawa Tengah dan se-Jawa Timur yang menyatakan deklarasi dukungan kepada Prabowo Subianto di acara tersebut. 

Ketiga faktor itu, bisa dilihat sebagai upaya Jokowi menyesuaikan retorika dan tindakannya tetap sesuai dengan apa yang dianggap baik atau populer di mata publik, khususnya pendukung setianya. Terlebih sebagai figur yang selalu mengedepankan pencitraan positif, hal ini bisa menjadi salah satu pilihan ideal.  

Namun begitu manuver politik dua kaki ini dalam beberapa kasus di Indonesia biasa dilakukan politisi maupun partai politiknya sebagai suatu strategi pragmatis untuk mencapai tujuan politik mereka. Kompromi atau sikap ketidak-konsistenan pada prinsip politik dinilai efektif dalam mempengaruhi keputusan-keputusan politik mereka. 

Sayangnya, sikap pragmatis ini bisa menimbulkan ketegangan dan ketidakpercayaan publik terhadap pelaku politik dua kaki, bahkan proses politik secara keseluruhan. Integritas politiknya malah bisa dipertanyakan. Itulah mengapa kita memahami mengapa dalam kasus Gibran-Prabowo, pihak DPP PDIP merasa perlu memberi arahan pada kader sekelas Gibran yang bagaimanapun notabene representasi dari Jokowi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun