"Otak reptil tidak berbeda dengan binatang. Jadi manusia kala itu bertindak tanpa mikir alias hanya mengandalkan insting. Dengan kata lain, dahulu kita adalah binatang berbentuk manusia karena kita belum memiliki human brain."
Saya makin kebingungan mendengar penjelasan Bagus.
"Otak reptil sifatnya untuk survive. Tindakannya hanya pada wilayah: Fight, flight, food, fuck. Agar gampang diingat, orang biasa menyebutnya 4F."
"Okay, lalu?"
"Fight dan flight itu adalah situasi ketika kita dihadapkan terhadap ketakutan (fear). Ketika berhadapan dengan ketakutan, insting kita akan mempunyai dua pilihan; apakah melawan (fight) atau melarikan diri (flight)."
Bagus behenti sejenak untuk menunggu reaksi saya tapi saya memutuskan untuk menunggu kelanjutan omongannya.
"Sementara Food adalah naluri untuk mempertahankan hidup karena semua makhluk hidup perlu makan. Dan fuck adalah naluri mencari pelampiasan ketika libido menyerang dan menuntut kepuasan seksual. Semua insting spontanitas ini dikendalikan reptilian brain."
Saya berusaha untuk fokus pada cerita Bagus yang amat sulit dipahami.
"Inget gak lo, waktu SD, kita diajarkan oleh guru bahwa gerak refleks adalah gerakan otomatis yang tidak diperintah oleh otak."
"Iya, inget."
"Nah, sebenarnya yang mengatur gerak refleks tersebut adalah otak reptil. Otak reptil bertugas mengatur gerak refleks dan keseimbangan koordinasi pada tubuh manusia. Ketika bahaya mengancam dengan tiba-tiba, otak reptil inilah yang memberi komando untuk bereaksi."