Mohon tunggu...
Budiman Hakim
Budiman Hakim Mohon Tunggu... Administrasi - Begitulah kira-kira

When haters attack you in social media, ignore them! ignorance is more hurt than response.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Daripada Bermusuhan Lebih Baik Kita Tidak Berteman

7 Oktober 2019   03:11 Diperbarui: 7 Oktober 2019   03:28 3183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Template dari Dhimas Jusuf

"Otak reptil tidak berbeda dengan binatang. Jadi manusia kala itu bertindak tanpa mikir alias hanya mengandalkan insting. Dengan kata lain, dahulu kita adalah binatang berbentuk manusia karena kita belum memiliki human brain."

Saya makin kebingungan mendengar penjelasan Bagus.

"Otak reptil sifatnya untuk survive. Tindakannya hanya pada wilayah: Fight, flight, food, fuck. Agar gampang diingat, orang biasa menyebutnya 4F."

"Okay, lalu?"

"Fight dan flight itu adalah situasi ketika kita dihadapkan terhadap ketakutan (fear). Ketika berhadapan dengan ketakutan, insting kita akan mempunyai dua pilihan; apakah melawan (fight) atau melarikan diri (flight)."

Bagus behenti sejenak untuk menunggu reaksi saya tapi saya memutuskan untuk menunggu kelanjutan omongannya.

"Sementara Food adalah naluri untuk mempertahankan hidup karena semua makhluk hidup perlu makan. Dan fuck adalah naluri mencari pelampiasan ketika libido menyerang dan menuntut kepuasan seksual. Semua insting spontanitas ini dikendalikan reptilian brain."

Saya berusaha untuk fokus pada cerita Bagus yang amat sulit dipahami.

"Inget gak lo, waktu SD, kita diajarkan oleh guru bahwa gerak refleks adalah gerakan otomatis yang tidak diperintah oleh otak."

"Iya, inget."

"Nah, sebenarnya yang mengatur gerak refleks tersebut adalah otak reptil. Otak reptil bertugas mengatur gerak refleks dan keseimbangan koordinasi pada tubuh manusia. Ketika bahaya mengancam dengan tiba-tiba, otak reptil inilah yang memberi komando untuk bereaksi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun